Ancaman Iran Blokade Selat Hormuz Picu Kewaspadaan Pasar

Ancaman Iran Blokade Selat Hormuz Picu Kewaspadaan Pasar

JAKARTA – Dunia energi global kembali mendapat guncangan setelah Parlemen Iran secara resmi menyatakan dukungan terhadap penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak paling vital di dunia. Keputusan ini dinilai sebagai ancaman strategis yang dapat mengguncang stabilitas pasokan energi global, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Informasi ini disampaikan dalam program Manufacture Check yang ditayangkan CNBC Indonesia pada Senin (23/6/2025). Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa parlemen Iran mengambil sikap politik yang tegas dengan mendukung langkah ekstrem sebagai bentuk respons terhadap tekanan dan tindakan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya.

Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab, dan menjadi koridor utama bagi sekitar 20 persen pasokan minyak dunia. Penutupan jalur ini akan berdampak langsung terhadap perdagangan minyak mentah global, serta dapat memicu lonjakan harga energi secara signifikan dalam waktu singkat.

Langkah ini juga dianggap sebagai bentuk tekanan diplomatik dari Iran terhadap negara-negara yang dianggap mengancam kedaulatan dan kepentingan nasionalnya, terutama terkait sanksi ekonomi dan intervensi militer. Meski belum ada tindakan fisik yang dilakukan untuk menutup jalur tersebut, dukungan parlemen memberi legitimasi politik bagi pemerintah Iran untuk mengambil langkah-langkah lanjutan jika situasi dianggap memaksa.

Sejumlah negara pengimpor minyak, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa, menyatakan keprihatinannya atas potensi terganggunya pasokan energi. Sementara itu, pasar minyak global mulai menunjukkan gejolak dengan naiknya harga minyak mentah Brent dalam beberapa jam setelah pernyataan resmi parlemen Iran.

Pemerintah Indonesia pun diminta waspada terhadap dampak jangka pendek maupun jangka panjang dari situasi ini. Kenaikan harga minyak dunia bisa berdampak pada inflasi, subsidi energi, dan stabilitas fiskal nasional. Di tengah ketidakpastian geopolitik tersebut, Indonesia didorong untuk memperkuat ketahanan energi domestik dan mencari alternatif pasokan yang lebih stabil.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional