WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat kembali memperluas langkah militernya di Amerika Latin dengan mengerahkan pasukan Angkatan Udara ke Ekuador. Pengerahan tersebut diumumkan pada Rabu (17/12/2025) dan difokuskan untuk mendukung upaya pemberantasan perdagangan narkoba yang selama ini menjadi persoalan serius di kawasan tersebut.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela. Situasi kawasan semakin kompleks setelah pemimpin Venezuela dituduh terlibat dalam jaringan kartel narkoba internasional, yang disebut-sebut memiliki pengaruh besar terhadap jalur perdagangan narkotika di Amerika Latin.
Berdasarkan laporan AFP, pasukan Angkatan Udara Amerika Serikat akan ditempatkan di Pangkalan Udara Manta, Ekuador. Pangkalan tersebut bukanlah lokasi baru bagi militer AS, mengingat Manta sebelumnya sempat digunakan sebagai pangkalan operasi Amerika Serikat selama hampir satu dekade hingga tahun 2009.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Quito menyatakan bahwa pengerahan pasukan ini bersifat sementara dan dilakukan melalui kerja sama langsung dengan Angkatan Udara Ekuador. Operasi tersebut difokuskan pada peningkatan kapasitas militer Ekuador dalam menghadapi ancaman perdagangan narkoba yang kian terorganisasi.
“Upaya bersama jangka pendek ini akan meningkatkan kapasitas pasukan militer Ekuador untuk memerangi teroris narkoba,” kata kedutaan tersebut. “Termasuk memperkuat pengumpulan intelijen dan kemampuan anti-perdagangan narkoba, serta dirancang untuk melindungi AS dan Ekuador dari ancaman yang kita hadapi bersama,” sambungnya.
Presiden Ekuador Daniel Noboa menyambut baik kerja sama tersebut. Noboa menilai operasi gabungan ini akan membuka peluang lebih besar untuk membongkar jalur distribusi narkoba lintas negara. Ia juga menegaskan bahwa operasi tersebut tidak hanya menargetkan jaringan perdagangan narkotika, tetapi juga kelompok bersenjata yang berupaya melemahkan stabilitas negara.
Menurut Noboa, Ekuador saat ini berada dalam tekanan berat akibat aktivitas kartel narkoba yang kian brutal. Pelabuhan-pelabuhan utama seperti Guayaquil dan Manta telah lama menjadi jalur strategis bagi pengiriman kokain yang diproduksi di negara tetangga, terutama Kolombia dan Peru.
Presiden Ekuador yang kembali terpilih itu menyatakan bahwa negaranya membutuhkan dukungan internasional untuk menghadapi geng-geng bersenjata yang saling berebut kendali atas rute perdagangan narkoba. Ia menilai keterlibatan Amerika Serikat dapat memperkuat kemampuan Ekuador dalam memulihkan keamanan nasional.
Sementara itu, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat memperlihatkan pendekatan yang semakin agresif dalam memerangi narkoba di kawasan Amerika Latin. Sebelumnya, AS telah mengerahkan kekuatan angkatan laut dan udara dalam jumlah besar di perairan sekitar kawasan tersebut.
Sejumlah operasi militer AS juga dilaporkan telah menargetkan perahu-perahu kecil yang diduga digunakan untuk menyelundupkan narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik. Operasi tersebut memicu sorotan internasional setelah dilaporkan menewaskan sedikitnya 95 orang.
Ketegangan regional juga semakin meningkat setelah Trump mengumumkan kebijakan blokade terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi dan digunakan untuk mengangkut minyak Venezuela. Kebijakan ini dinilai memperuncing hubungan Washington dengan Caracas sekaligus berdampak pada dinamika keamanan kawasan.
Pengerahan pasukan ke Ekuador menjadi sinyal bahwa Amerika Serikat terus memperluas pengaruh militernya di Amerika Latin, dengan isu narkoba dan stabilitas kawasan sebagai alasan utama. []
Diyan Febriana Citra.

