Badai Tropis Fengshen Guncang Filipina, Ribuan Warga Mengungsi

Badai Tropis Fengshen Guncang Filipina, Ribuan Warga Mengungsi

Bagikan:

ANKARA — Badai tropis Fengshen yang melanda wilayah utara dan tengah Filipina pada Minggu (19/10/2025) meninggalkan jejak kehancuran dan duka mendalam bagi ribuan warga. Sedikitnya delapan orang dilaporkan tewas, tiga lainnya terluka, dan dua warga masih dinyatakan hilang akibat bencana yang memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah provinsi.

Pemerintah Filipina melalui Kantor Pertahanan Sipil menyatakan bahwa badai ini berdampak luas pada permukiman warga dan memaksa lebih dari 22.000 orang meninggalkan rumah mereka. Sebagian besar korban mengungsi ke pusat-pusat evakuasi darurat yang telah disiapkan oleh otoritas setempat di wilayah rawan bencana.

Keadaan darurat diberlakukan di beberapa kota yang terdampak paling parah. Selain itu, pemerintah menangguhkan kegiatan belajar-mengajar dan sejumlah penerbangan domestik demi menjamin keselamatan masyarakat. Menurut laporan media pemerintah Filipina, badai Fengshen terpantau di Teluk Manila pada tengah hari dengan kecepatan angin mencapai 65 kilometer per jam, membawa hujan deras disertai angin kencang.

Badai yang dikenal warga lokal dengan sebutan “Ramil” ini diperkirakan akan bergerak meninggalkan Filipina pada Senin (20/10/2025) pagi. Namun, dampak dari guyuran hujan deras masih berpotensi menimbulkan genangan di wilayah dataran rendah dan pegunungan.

Juru bicara Kantor Pertahanan Sipil, Junie Castillo, mengatakan bahwa sebagian besar korban jiwa berada di Provinsi Quezon dan wilayah Visayas Barat.

“Lima orang tewas tertimpa pohon tumbang di Kota Pitogo, Provinsi Quezon, dan tiga lainnya tewas di wilayah Visayas Barat, Filipina tengah,” ujar Castillo kepada wartawan.

Ia menambahkan, operasi pencarian dan penyelamatan masih dilakukan terhadap dua warga yang dilaporkan hilang setelah tanah longsor melanda Kota Quezon, Provinsi Bukidnon di bagian selatan negara itu. Menurut Castillo, sekitar 30.000 orang terdampak secara langsung, dengan 20.000 di antaranya telah dievakuasi ke lokasi aman.

Fengshen juga menimbulkan kerusakan infrastruktur di beberapa provinsi, termasuk jembatan dan jalan yang terputus akibat banjir bandang. Pemerintah daerah bersama militer Filipina telah menurunkan tim untuk membantu evakuasi, distribusi logistik, dan perbaikan jalur komunikasi.

Filipina merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap badai tropis di kawasan Asia-Pasifik. Dalam setahun, rata-rata 20 topan menghantam wilayah daratan negara tersebut, dengan beberapa di antaranya menimbulkan kerugian besar serta korban jiwa. Pemerintah kini tengah meninjau kembali sistem peringatan dini agar dapat meminimalkan risiko serupa di masa mendatang. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional