NGAWI – Sebuah peristiwa menyedihkan terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Seorang balita berusia 14 bulan, berinisial MAH, meninggal dunia setelah secara tidak sengaja meminum cairan oli yang bercampur dengan bensin. Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap barang berbahaya di sekitar anak-anak, terutama di lingkungan rumah.
Peristiwa tragis itu bermula saat sepeda motor milik keluarga korban mengalami kebocoran pada bagian mesin. Oli yang menetes dari motor ditampung dalam wadah bekas kemasan sosis oleh pihak keluarga. Sayangnya, wadah tersebut tidak segera diamankan atau dibuang, hingga keesokan harinya menjadi penyebab petaka.
Tanpa diduga, MAH yang tengah bermain di sekitar rumah mengambil wadah tersebut dan menenggak isinya. Sang balita kemudian berlari panik menuju neneknya dalam kondisi sudah terlihat kesakitan. Melihat hal itu, kakek korban, Hariyanto, langsung melakukan tindakan darurat dengan membalikkan tubuh cucunya dan menepuk-nepuk punggungnya, berharap cairan berbahaya itu bisa keluar kembali.
“Punggung cucu saya tepuk-tepuk sambil dibalik, posisi kepala di bawah. Setelah itu langsung saya larikan ke rumah sakit. Sudah tidak sadar saat sampai IGD,” tutur Hariyanto.
Korban kemudian dilarikan ke IGD RSUD dr Soeroto Ngawi pada Kamis (03/07/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Menurut keterangan dr Luthfy, dokter jaga di instalasi gawat darurat, MAH datang dalam keadaan tidak sadarkan diri.
“Pasien datang dalam kondisi tidak sadar. Kami langsung lakukan pemasangan NGT untuk bilas lambung, pemberian terapi anti-perdarahan, dan obat antimuntah,” jelas dr Luthfy.
Meski telah mendapatkan penanganan medis intensif selama hampir empat jam, nyawa MAH tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 14.30 WIB di hari yang sama. Kedua orang tua korban, Wanando Leo (24) dan Noviyanti Puspa (23), tampak terpukul dengan kepergian buah hati mereka.
Insiden ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat luas, terutama keluarga dengan anak kecil, untuk lebih memperhatikan potensi bahaya dari benda atau cairan beracun yang mudah dijangkau anak-anak. Wadah bekas oli, bensin, atau bahan kimia lainnya seharusnya segera dibuang atau disimpan di tempat yang benar-benar aman.
Pemerintah daerah dan instansi kesehatan juga diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait keselamatan anak di lingkungan rumah, agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang. []
Diyan Febriana Citra.