JAKARTA – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Senin (27/10/2025) malam kembali memunculkan ancaman banjir di sejumlah titik. Air yang turun dengan intensitas tinggi menyebabkan kenaikan muka air di Bendung Katulampa, Bogor, dan Pos Pantau Depok hingga mencapai status Waspada atau Siaga 3.
Kondisi tersebut membuat debit air di Kali Ciliwung meningkat tajam dan menyebabkan luapan ke permukiman warga di sepanjang aliran sungai. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta per Selasa (28/10/2025) pukul 06.00 WIB, tercatat 20 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta terendam banjir.
Wilayah paling parah terdampak berada di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, dengan ketinggian air mencapai 100 hingga 120 sentimeter.
“Kelurahan Bidara Cina [terdampak banjir] 5 RT. Ketinggian air 100 sampai dengan 120 cm. Penyebab luapan Kali Ciliwung,” kata Kapusdatin Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, M. Yohan, dalam keterangannya.
BPBD DKI bersama sejumlah instansi terkait terus melakukan langkah tanggap darurat di lapangan, mulai dari penyedotan air, pembersihan saluran, hingga memastikan keamanan warga yang tinggal di bantaran sungai.
“Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ujarnya.
Selain Bidara Cina, beberapa wilayah lain di Jakarta Timur juga mengalami banjir dengan ketinggian bervariasi antara 40 hingga 100 sentimeter. Kawasan yang turut terdampak antara lain Kelurahan Kampung Melayu (4 RT), Balekambang (1 RT), Cawang (5 RT), dan Cililitan (3 RT). Di wilayah Jakarta Selatan, banjir juga menggenangi 2 RT di Kelurahan Pejaten Timur dengan ketinggian air sekitar 60 sentimeter.
Penyebab utama genangan di hampir seluruh wilayah tersebut adalah luapan Kali Ciliwung, yang sejak Senin malam mengalami peningkatan debit air signifikan akibat hujan di wilayah hulu, terutama di Bogor.
Situasi ini menegaskan kembali kerentanan Jakarta terhadap bencana banjir musiman, terutama di daerah-daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti Ciliwung dan Pesanggrahan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah menyiagakan petugas gabungan untuk memantau perkembangan muka air di berbagai pos pantau, termasuk Katulampa, Depok, dan Manggarai.
Sementara itu, warga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan kenaikan air susulan jika hujan kembali turun di kawasan hulu. Upaya antisipasi juga terus dilakukan dengan mempercepat penyedotan genangan dan membuka jalur evakuasi bagi warga terdampak.
Banjir di kawasan ini menjadi pengingat bahwa upaya pengendalian air di Jakarta masih menghadapi tantangan besar, terutama di tengah perubahan iklim dan kondisi tata ruang yang padat. Meski demikian, langkah cepat petugas diharapkan dapat meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan aktivitas warga. []
Diyan Febriana Citra.

