PARIS – Simbol bajak laut dari anime dan manga One Piece, yakni bendera tengkorak dengan topi jerami milik kru Straw Hat Pirates, kini tidak hanya dikenal sebagai ikon fiksi. Di sejumlah negara, bendera ini telah berubah menjadi simbol perlawanan dalam berbagai aksi demonstrasi.
Negara-negara seperti Indonesia, Nepal, Prancis, hingga Filipina menggunakan lambang tersebut untuk menyuarakan penolakan terhadap ketidakadilan dan menentang otoritas yang dianggap menekan masyarakat.
Kisah One Piece karya Eiichiro Oda mengangkat tema kebebasan, persahabatan, dan perjuangan melawan sistem yang menindas. Nilai-nilai inilah yang diadopsi demonstran untuk memperkuat pesan protes mereka.
Di Indonesia, sejumlah aksi unjuk rasa mahasiswa kerap menampilkan bendera Straw Hat sebagai simbol perlawanan. Mereka menegaskan bahwa rakyat tidak bisa dibungkam, sebagaimana kru Luffy menolak tunduk pada kekuasaan otoriter. Fenomena ini memuncak ketika beberapa warga mengibarkan bendera tersebut menjelang Hari Kemerdekaan pada bulan Agustus.
Tindakan ini menuai kecaman dari pejabat pemerintah yang menuduh pengunjuk rasa berpotensi memecah belah negara. Laporan media lokal juga menyebut adanya penyitaan bendera dan perintah penghapusan mural, yang memicu Amnesty International menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk “menghentikan penindasan kebebasan berekspresi.”
Seniman Kemas Muhammad Firdaus menyatakan, mural Jolly Roger yang ia buat menjadi “simbol peringatan bagi pemerintah, sehingga mereka harus memperhatikan rakyatnya.”
Di Nepal, bendera ini digunakan generasi muda dalam protes menuntut reformasi politik. Bikhyat Khatri, penyelenggara aksi di Nepal, menjelaskan, bendera itu “melambangkan agresi dan tekad untuk melawan apa pun yang menghalanginya.”
Anak muda Nepal menyukai anime dan ingin simbol serta slogan protes mereka bisa dipahami oleh generasi Gen Z.
Sementara itu, di Prancis, demonstrasi terkait kebijakan ekonomi yang dianggap merugikan rakyat kecil juga dihiasi bendera One Piece.
Dalam aksi di Paris pada 18 September, ribuan pengunjuk rasa membawa spanduk persatuan dan bendera Palestina, dan di antara itu muncul bendera hitam Jolly Roger. Lambang ini menjadi tanda solidaritas kelas pekerja melawan kebijakan neoliberal yang dinilai menekan rakyat.
Di Filipina, bendera Straw Hat juga muncul dalam protes menentang otoritarianisme dan pelanggaran hak asasi manusia. Pada aksi “Baha sa Luneta” di Manila, 21 September, para pengunjuk rasa membawa bendera Jolly Roger dan bendera Palestina sebagai simbol pemberontakan melawan korupsi, otoritarianisme, dan ketidakadilan.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya populer, khususnya anime, bisa menginspirasi gerakan sosial di dunia nyata, mencerminkan semangat generasi muda dalam memperjuangkan keadilan dan kebebasan.[]
Putri Aulia Maharani