Budaya Betawi Hidup Kembali Lewat Festival Cilandak

Budaya Betawi Hidup Kembali Lewat Festival Cilandak

JAKARTA – Gelaran budaya lokal kembali menjadi sorotan di tengah hiruk-pikuk modernisasi ibu kota. Bertempat di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Festival Cilandak Berbudaya resmi dibuka oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, pada Sabtu (19/07/2025). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun ke-498 Jakarta, yang tidak hanya sekadar selebrasi, tetapi juga bentuk nyata komitmen untuk melestarikan budaya Betawi.

Dalam sambutannya, Rano menekankan bahwa geliat kebudayaan tidak boleh sekadar menjadi simbol nostalgia. Ia ingin menjadikan perayaan seperti ini sebagai wadah untuk membangkitkan kembali rasa bangga masyarakat terhadap budaya daerah, khususnya Betawi sebagai akar budaya Jakarta.

“Dari mulai awal Juni sampai mau masuk Juli, kemeriahan ulang tahun Jakarta sangat terasa sekali. Kita ingin itu menandakan masyarakat Jakarta adalah orang-orang yang mencintai budayanya,” ucap Rano.

Rano Karno juga meluruskan persepsi keliru yang menyebut generasi muda Betawi tertinggal zaman. Ia percaya bahwa jika ruang ekspresi terus dibuka, kaum muda akan dengan bangga membawa budaya leluhurnya ke tengah kehidupan modern.

“Siapa bilang anak Betawi ketinggalan zaman? Kalau kita nggak bikin acara begini tiap tahun, baru kita ketinggalan zaman,” ujar tokoh yang juga dikenal sebagai seniman tersebut.

Keterlibatan berbagai pihak dari pemerintah daerah hingga panitia lokal menurutnya menjadi bukti bahwa festival budaya semacam ini dapat menjadi agenda kolaboratif. Ia pun mengapresiasi seluruh elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini, mulai dari wali kota, dinas, camat, hingga panitia dan masyarakat setempat.

“Harus masuk kalender kegiatan. Supaya setiap wilayah tiap tahun memeriahkan ulang tahun Jakarta-nya. Ini jadi ajang silaturahmi, mempererat ukhuwah, dan menambah kecintaan kita pada Jakarta,” lanjutnya.

Lebih jauh, Rano melihat potensi festival budaya sebagai ruang edukatif dan rekreatif yang bisa menjangkau semua kalangan, termasuk anak-anak. Momentum liburan sekolah, menurutnya, bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan warisan budaya secara menyenangkan.

“Festival ini sangat tepat waktunya. Anak-anak kita sedang libur. Mereka bisa belajar tentang budaya mereka sendiri melalui cara yang menyenangkan,” tuturnya.

Rano pun berencana memperluas skala kegiatan serupa di masa mendatang, agar pelibatan masyarakat menjadi lebih besar dan manfaat kebudayaan bisa lebih terasa di seluruh penjuru Jakarta.

Festival Cilandak Berbudaya menjadi penanda bahwa identitas Jakarta tak bisa dilepaskan dari kekayaan budayanya. Di tengah tekanan zaman dan modernisasi, ruang-ruang seperti ini menjadi penting untuk menjaga akar sejarah dan memperkuat karakter kota. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional