ADVERTORIAL — Akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan wilayah perbatasan Kutai Barat masih menjadi persoalan utama yang dihadapi masyarakat setempat. Hingga kini, jalur penghubung antara Desa Rebak Rinding dengan Desa Batu, serta jalan dari Desa Loa Daras menuju Kutai Barat, sebagian besar masih berupa jalan setapak yang sulit dilalui kendaraan roda empat.
Kondisi tersebut membuat aktivitas masyarakat cukup terbatas, terutama dalam hal distribusi barang, pelayanan dasar, hingga mobilitas ekonomi. Namun, semangat Pemerintah Kecamatan Muara Muntai untuk membuka keterisolasian wilayah tetap tinggi. Camat Muara Muntai, Mulyadi, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur jalan menjadi salah satu prioritas utama yang terus diupayakan secara bertahap. “Kami sadar bahwa anggaran kecamatan terbatas, tapi penimbunan jalan sudah kami mulai sebagai langkah awal. Untuk kelanjutan berupa semenisasi, sudah kami usulkan ke Dinas Pekerjaan Umum,” jelasnya, Jumat (06/06/2025).
Menurut Mulyadi, peningkatan akses jalan ini sangat penting untuk memperlancar mobilitas masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang selama ini terhambat karena keterbatasan infrastruktur. “Jika akses ini terbuka, pergerakan barang dan jasa akan jauh lebih mudah. Dampaknya langsung terasa di masyarakat, baik untuk perdagangan maupun pelayanan dasar,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa jalur dari Desa Loa Daras menuju Kutai Barat kini sudah mulai tersambung meski masih dalam kondisi dasar. Jalur tersebut dinilai strategis sebagai pintu penghubung antarkabupaten, sehingga peningkatannya menjadi fokus pengajuan ke pemerintah daerah.
“Ini bukan hanya kebutuhan fisik, tapi juga kebutuhan strategis wilayah. Kami dorong terus agar mendapat perhatian dari dinas teknis,” ujarnya.
Dalam upaya mempercepat pembangunan, Mulyadi menekankan pentingnya sinergi dengan kepala desa, tokoh masyarakat, dan perangkat lainnya. Menurutnya, pendekatan partisipatif sangat diperlukan agar pembangunan benar-benar menyasar kebutuhan nyata masyarakat. “Tanpa dukungan masyarakat, upaya kami akan berat. Maka koordinasi dan gotong royong menjadi kekuatan utama,” tegasnya.
Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, ia tetap optimistis bahwa dengan dukungan lintas sektor dan komitmen bersama, peningkatan jalan menuju perbatasan Kutai Barat akan terealisasi secara bertahap. “Warga kami terbiasa tangguh menghadapi keterbatasan. Tapi dengan akses jalan yang lebih baik, kehidupan mereka pasti akan jauh lebih baik pula,” pungkasnya. []
Penulis: Muhamaddong Penyunting: Agnes Wiguna