Danantara Luncurkan Proyek PSEL Akhir Oktober 2025

JAKARTA – Persoalan sampah yang kian menumpuk menjadi salah satu tantangan serius di Indonesia. Untuk menjawab masalah tersebut, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) bersama pemerintah akan meluncurkan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik atau waste to energy pada akhir Oktober 2025.

Langkah ini akan diwujudkan melalui pembangunan 33 stasiun Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di berbagai daerah. Setiap fasilitas dirancang mampu mengolah hingga 1.000 ton sampah per hari dengan investasi yang ditaksir mencapai Rp2 triliun hingga Rp3 triliun per lokasi.

“InsyaAllah, rencananya kita ingin me-launching program ini pada akhir bulan Oktober,” kata CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/09/2025).

Pada tahap awal, delapan proyek PSEL akan menjadi percontohan sebelum diperluas ke 33 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Proyek ini tidak hanya dianggap solusi bagi pengelolaan sampah, tetapi juga mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.

Indonesia saat ini menghasilkan sekitar 35 juta ton sampah per tahun. Jika jumlah itu dibentangkan, volumenya setara dengan 16.500 lapangan sepak bola atau menutupi seluruh wilayah Jakarta hingga setebal 20 sentimeter. Sayangnya, dari total tersebut, hanya 61 persen yang berhasil dikelola.

Rosan menekankan, tempat pembuangan sampah terbuka menjadi penyumbang 2–3 persen emisi gas rumah kaca nasional dalam bentuk metana, yang dampaknya lebih berbahaya dibanding karbon dioksida.

“Tempat pembuangan sampah ini menyumbang kurang lebih 2-3 persen emisi gas rumah kaca nasional yang bentuknya metana, dan jauh lebih bahaya dibandingkan dengan CO2, serta bisa menimbulkan polusi udara, air, dan tanah yang mengancam kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Melalui PSEL, Danantara menargetkan dapat mengurangi hingga 80 persen emisi gas rumah kaca. Setiap unit diproyeksikan menghasilkan listrik sebesar 15 megawatt (MW), cukup untuk menyuplai kebutuhan energi 20.000 rumah tangga. Selain itu, keberadaan PSEL juga diperkirakan bisa menghemat 90 persen penggunaan lahan untuk tempat pembuangan.

Tarif listrik yang dihasilkan dipatok sekitar 20 sen per kilowatt hour (KWh). Namun, Rosan menegaskan pemerintah melalui PLN akan memberikan subsidi untuk tipping fee pengelolaan sampah, agar beban tidak seluruhnya ditanggung pemerintah daerah.

Untuk tahap awal, pembangunan PSEL akan diprioritaskan di kota-kota besar dengan volume sampah tinggi, seperti Jakarta (4–5 lokasi), Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.

“Memang kita akan melaksanakan di 33 kota, tetapi memang yang utama yang ingin kita lakukan pertama adalah di Jakarta sendiri akan ada 4-5 lokasi, kemudian di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali,” ujar Rosan.

Dengan realisasi proyek ini, pemerintah dan Danantara berharap dapat menghadirkan solusi jangka panjang yang menyatukan isu lingkungan, kesehatan, dan energi sekaligus mendukung agenda transisi energi bersih nasional. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional