Delay Penerbangan, 400 Jemaah Umrah Bertahan Dua Hari di Bandara

Delay Penerbangan, 400 Jemaah Umrah Bertahan Dua Hari di Bandara

Bagikan:

JAKARTA – Ketidakpastian jadwal penerbangan memicu situasi memprihatinkan bagi ratusan jemaah umrah asal Indonesia di Arab Saudi. Sebanyak sekitar 400 jemaah dilaporkan terlantar di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, sejak Kamis (25/12/2025) malam waktu setempat akibat penundaan keberangkatan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-111 menuju Indonesia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penundaan tersebut telah berlangsung sejak Rabu (24/12/2025) malam. Hingga lebih dari dua hari kemudian, para jemaah masih belum memperoleh kepastian waktu keberangkatan. Kondisi ini membuat mereka terpaksa bertahan di area terminal keberangkatan bandara dengan fasilitas yang sangat terbatas.

Hingga Jumat (26/12/2025) dini hari WIB, sebagian besar jemaah masih berada di bandara. Mereka tampak menghabiskan waktu dengan duduk atau berbaring di lantai terminal karena tidak tersedia akomodasi penginapan yang memadai. Situasi tersebut menjadi semakin berat mengingat mayoritas jemaah baru saja menunaikan ibadah umrah dan membutuhkan waktu istirahat yang cukup sebelum perjalanan panjang kembali ke Tanah Air.

Kecemasan jemaah terus meningkat seiring lamanya penundaan. Selain ketidakjelasan jadwal penerbangan, kondisi kesehatan para jemaah, khususnya yang berusia lanjut, mulai menurun. Beberapa jemaah lansia dilaporkan mengalami kelelahan, gangguan kesehatan ringan, hingga membutuhkan bantuan mobilitas.

Situasi di lapangan juga diperparah oleh munculnya beban biaya tambahan yang tidak terduga selama masa penantian. Sejumlah jemaah mengaku harus mengeluarkan biaya pribadi untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk konsumsi dan layanan pendukung bagi lansia.

“Bahkan penggunaan kursi roda untuk lansia pun dikenai biaya tambahan,” kata Murni, seorang jemaah yang telantar.

Keluhan tersebut mencerminkan keresahan jemaah yang merasa kurang mendapatkan perlindungan dan pelayanan memadai selama masa penundaan. Dalam kondisi darurat seperti ini, para jemaah berharap adanya tanggung jawab dan kejelasan informasi dari pihak maskapai maupun penyelenggara perjalanan ibadah.

Di sisi lain, peristiwa ini juga menyoroti pentingnya sistem mitigasi dan penanganan krisis dalam layanan penerbangan, khususnya bagi penerbangan yang membawa jemaah umrah. Keterlambatan penerbangan bukan hanya berdampak pada jadwal perjalanan, tetapi juga menyangkut aspek kemanusiaan, kesehatan, dan keselamatan penumpang.

Sejumlah keluarga jemaah di Indonesia turut menyampaikan kekhawatiran atas kondisi sanak saudara mereka di Jeddah. Informasi yang terbatas dan tidak adanya kepastian jadwal membuat pihak keluarga sulit memantau keadaan jemaah secara langsung.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait waktu pasti keberangkatan pesawat maupun skema penanganan jemaah selama masa penantian. Para jemaah berharap pemerintah Indonesia melalui perwakilan di Arab Saudi serta pihak maskapai dapat segera turun tangan untuk memberikan solusi konkret agar mereka dapat segera kembali ke Tanah Air dengan aman dan layak. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional