ADVERTORIAL – Desa Liang Ulu, Kecamatan Kota Bangun, menjadi salah satu contoh nyata desa yang konsisten menjaga budaya gotong royong sebagai bagian dari kehidupan warganya. Jauh sebelum pemerintah resmi mencanangkan program Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), warga Liang Ulu telah membiasakan diri menggelar kegiatan bersih-bersih lingkungan setiap Jumat.
Kepala Desa Liang Ulu, Mulyadi, menegaskan bahwa gotong royong di desanya tidak sebatas seremoni atau formalitas belaka. Menurutnya, kebiasaan ini telah lama melekat dan menjadi budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Ia menyebutkan bahwa seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), para ketua RT, hingga berbagai lembaga kemasyarakatan, turut serta dalam kegiatan tersebut. “Setiap Jumat, kami jadwalkan seluruh elemen desa untuk terlibat langsung dalam kerja bakti. Kegiatan ini sudah berjalan sejak lama dan kami dokumentasikan melalui videotron sebagai sarana informasi dan edukasi masyarakat,” jelas Mulyadi.
Menjelang puncak BBGRM ke-22 yang akan dipusatkan di Kecamatan Kota Bangun pada 20 Juli mendatang, Mulyadi menyambut baik agenda tersebut. Ia menilai kegiatan ini mampu memperkuat kembali kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dan kolaborasi. “BBGRM memberi dorongan moral agar masyarakat tidak selalu bergantung pada dana. Gotong royong itu bisa dimulai dari niat tulus untuk bersama-sama membangun desa,” ujarnya pada )17/07/2025).
Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara, Arianto. Ia menilai Desa Liang Ulu mampu memberi teladan bagaimana nilai gotong royong dapat dijalankan secara berkelanjutan di era modern. “Desa Liang Ulu memberi contoh baik bagaimana budaya gotong royong bisa dijalankan secara konsisten. Inilah esensi dari BBGRM yang terus kami dorong agar diterapkan di seluruh wilayah Kukar,” tutur Arianto.
Ia menambahkan, gotong royong tidak hanya sebatas kegiatan membersihkan lingkungan. Lebih dari itu, gotong royong mempererat solidaritas sosial sekaligus memperkuat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. “Harapan kami, semangat gotong royong bisa kembali tumbuh di setiap desa dan kelurahan. Selain menjaga lingkungan, nilai kearifan lokal juga menjadi fondasi penting dalam memperkuat kebersamaan,” pungkasnya. []
Penulis: Muhamaddong Penyunting: Agnes Wiguna