JAKARTA – Suasana penuh emosi mewarnai halaman Polda Metro Jaya ketika keluarga Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, mendatangi rutan untuk menjenguknya. Delpedro resmi ditahan polisi setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan provokasi yang disebut berkaitan dengan ajakan aksi pelajar.
Kedatangan keluarga Delpedro pada Rabu (10/09/2025) tidak hanya membawa barang kebutuhan sehari-hari, tetapi juga membawa luapan rasa haru. Sang ibu, Magdalena, tak kuasa menahan tangis begitu tiba dan bertemu dengan pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti. Dalam pelukan Bivitri, ia menyampaikan kegelisahan mendalam mengenai penahanan anaknya.
“Dia bukan koruptor, dia hanya belain rakyat, dia hanya ingin ada perbaikan,” kata Magdalena dengan suara bergetar. Ucapan itu mencerminkan kekecewaan sekaligus penegasan bahwa putranya dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Bivitri yang hadir bersama sejumlah aktivis mencoba menenangkan Magdalena. Kehadiran mereka di Polda Metro Jaya merupakan bentuk dukungan moral, sekaligus penegasan bahwa kasus Delpedro akan terus mendapat perhatian publik.
Tidak hanya ibunda, adik Delpedro, Delpiero Hegelian, juga ikut menjenguk. Ia membawa makanan dan buku sesuai permintaan kakaknya. “Makanan, buku-buku. Kalau hari ini kita bawa makanan dan buku. Kalau kemarin alat mandi dan makanan,” ujar Delpiero. Hal ini menggambarkan upaya keluarga untuk tetap menjaga kondisi Delpedro selama menjalani masa tahanan.
Di sisi lain, pihak kepolisian menjelaskan alasan penahanan. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyebut Delpedro memiliki peran dalam mengelola kolaborasi di media sosial. Ia diduga turut menyebarkan ajakan agar para pelajar berani mengikuti aksi.
“Peran tersangka DMR adalah melakukan kolaborasi dengan akun Instagram lainnya untuk sebarkan ajakan agar pelajar jangan takut untuk aksi, kita lawan bareng,” kata Ade Ary.
Penjelasan aparat tersebut memperlihatkan bahwa proses hukum masih terus berjalan. Namun, di tengah prosedur formal itu, sisi kemanusiaan tetap tampak menonjol. Tangisan seorang ibu yang menyaksikan anaknya ditahan menjadi potret betapa kompleksnya dampak sosial dari kasus ini.
Kasus Delpedro kini bukan hanya perkara hukum, tetapi juga menyangkut ruang demokrasi dan perdebatan mengenai batas antara kebebasan berekspresi dan pelanggaran hukum. Kehadiran para aktivis dan tokoh hukum menandakan bahwa isu ini masih akan bergulir, dengan sorotan publik yang tak kunjung surut. []
Diyan Febriana Citra.