Dibalas China , Trump Sindir: Mereka Takut

Dibalas China , Trump Sindir: Mereka Takut

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya angkat bicara setelah pemerintah Tiongkok menetapkan kebijakan tarif balasan terhadap produk-produk dari AS. Lewat akun media sosial pribadinya, Truth Social, Trump menuding China tengah dilanda kepanikan karena tidak siap menghadapi tekanan perdagangan dari Washington.“China bermain salah, mereka panik. Satu hal yang tidak mampu mereka lakukan,” tulis Trump dalam unggahannya yang dikutip dari kantor berita AFP.

Pernyataan Trump ini muncul setelah Tiongkok mengumumkan kebijakan tarif sebesar 34 persen untuk seluruh produk asal Amerika Serikat. Tarif tersebut akan diberlakukan mulai 10 April 2025. Langkah tersebut merupakan tanggapan langsung terhadap kebijakan tarif resiprokal yang sebelumnya diumumkan oleh pemerintahan Trump.

China menjadi negara dengan beban tarif balasan tertinggi dibandingkan negara-negara lain seperti Jepang, Uni Eropa, dan India. Keputusan Beijing ini dinilai sebagai bentuk perlawanan diplomatik dan ekonomi yang serius terhadap proteksionisme dagang yang diterapkan oleh Amerika Serikat.

Namun hingga saat ini, otoritas Tiongkok belum merinci produk-produk spesifik yang akan dikenai tarif balasan tersebut. Informasi lengkap terkait implementasi kebijakan masih dinantikan pelaku pasar dan eksportir dari kedua negara.

Sementara itu, Trump terus mempertahankan kebijakan tarifnya dengan alasan melindungi kepentingan nasional. Ia bahkan telah menetapkan kondisi “darurat ekonomi nasional” untuk memperkuat argumen hukumnya. Kebijakan tersebut, menurutnya, diharapkan bisa mendatangkan tambahan pendapatan negara dari pajak impor hingga ratusan miliar dolar AS per tahun.

Lebih jauh, Trump juga meyakinkan publik bahwa kenaikan tarif ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat. Ia berjanji bahwa rakyat Amerika akan memperoleh manfaat ekonomi langsung dari kebijakan ini, termasuk peluang kerja yang lebih luas dan berkurangnya ketergantungan pada produk asing.

Namun, reaksi China yang begitu cepat dan agresif menunjukkan bahwa tensi dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia kembali memanas. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga oleh pelaku usaha kecil yang mengandalkan pasar ekspor-impor sebagai sumber utama pendapatan.

Di sisi lain, negara-negara mitra dagang AS lainnya, termasuk Vietnam, telah mulai mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap dampak kebijakan tarif baru ini. Pemerintah Vietnam bahkan telah meminta Trump untuk menunda penerapan tarif dan membuka ruang negosiasi ulang.

Dengan saling balas tarif yang terus berlanjut, banyak pengamat memperingatkan bahwa situasi ini berpotensi memicu instabilitas ekonomi global dan memperburuk arus perdagangan internasional.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional