JAKARTA – Sebuah insiden kekerasan di jalan raya nyaris berujung aksi main hakim sendiri setelah seorang pengemudi mobil Jeep diduga dalam keadaan mabuk menyerang sopir truk kontainer di kawasan Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (26/07/2025) dini hari itu menimbulkan kemarahan warga dan pengguna jalan lain yang menyaksikan langsung kejadian.
Berdasarkan keterangan para saksi di lokasi, ketegangan bermula saat kedua kendaraan melaju dari arah berlawanan dan hampir bersenggolan karena berebut jalur. Situasi yang seharusnya dapat diselesaikan secara damai malah berubah menjadi kekerasan fisik ketika pengemudi Jeep turun dari kendaraannya dan melayangkan pukulan ke arah sopir truk, meski sopir tersebut telah menunjukkan itikad baik dengan meminta maaf.
“Mobil pribadi maksa enggak mau mundur, sopir truknya malah dipukul padahal sudah ngalah,” kata seorang saksi mata bernama Wahyu yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Aksi pemukulan tersebut sontak mengundang kemarahan para pengguna jalan dan warga sekitar. Tidak sedikit yang berusaha mengejar pelaku ketika ia mencoba melarikan diri dengan kendaraannya. Beberapa orang bahkan sempat menghentikan laju mobil Jeep secara paksa untuk mencegah pelaku kabur dari tempat kejadian.
“Begitu dia memukul, semua warga dan pengguna jalan langsung marah dan cegat mobilnya biar enggak kabur,” tutur saksi lain bernama Riya.
Kekacauan di tengah jalan itu akhirnya diredam setelah aparat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Barat tiba di lokasi dan mengamankan pelaku. Ia langsung dibawa ke kantor polisi terdekat untuk menghindari aksi massa yang lebih besar.
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap insiden tersebut. Beberapa saksi sudah dimintai keterangan untuk memperjelas kronologi dan motif di balik tindakan agresif yang dilakukan pengemudi Jeep tersebut. Polisi juga akan memeriksa kemungkinan adanya pengaruh alkohol, mengingat kondisi pelaku saat kejadian terindikasi tidak sepenuhnya sadar.
Insiden ini kembali menjadi pengingat pentingnya menjaga emosi di jalan raya dan mengedepankan penyelesaian yang beretika saat terjadi kesalahpahaman antar pengguna jalan. Tindakan kekerasan tidak hanya membahayakan nyawa orang lain, tetapi juga dapat memicu reaksi kolektif yang mengarah pada tindakan anarkis. []
Diyan Febriana Citra.