Diterpa Skandal, Pangeran Andrew Lepas Gelar Duke of York

Diterpa Skandal, Pangeran Andrew Lepas Gelar Duke of York

Bagikan:

LONDON – Pangeran Andrew secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari penggunaan gelar kebangsawanan “Duke of York”, sebuah keputusan yang menandai titik balik dalam kehidupan publiknya setelah lebih dari satu dekade terseret skandal.

Keputusan ini disampaikan pada Jumat (17/10/2025), setelah mendapat persetujuan langsung dari Raja Charles III. Dalam pernyataannya, Andrew menegaskan bahwa langkah tersebut diambil demi menjaga kehormatan keluarga kerajaan dan kestabilan monarki Inggris di tengah tekanan publik yang terus meningkat.

“Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara,” ujarnya. “Dengan persetujuan Yang Mulia (Raja Charles), kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya.”

Meskipun begitu, Andrew menegaskan dirinya tetap menolak seluruh tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya terkait kasus dugaan pelecehan seksual dan hubungan dengan pelaku kejahatan seks asal Amerika Serikat, Jeffrey Epstein.

Putra ketiga Ratu Elizabeth II itu sebelumnya dikenal sebagai perwira Angkatan Laut yang berjasa dalam Perang Falklands. Namun, reputasinya runtuh dalam dua dekade terakhir akibat serangkaian skandal yang membuatnya harus mundur dari berbagai jabatan publik.

Ia mengundurkan diri sebagai duta besar perdagangan Inggris pada 2011, menghentikan kegiatan kerajaan pada 2019, serta kehilangan gelar militer dan perlindungan resmi kerajaan pada 2022.

Kasusnya semakin mencuat ketika pada tahun yang sama ia mencapai kesepakatan damai di luar pengadilan dengan Virginia Giuffre, perempuan yang menuduhnya melakukan pelecehan seksual saat dirinya masih di bawah umur. Giuffre, yang meninggal pada April lalu, kembali menjadi perhatian publik setelah memoarnya diterbitkan dan mengungkap detail dugaan pertemuannya dengan Andrew.

Hasil survei terbaru YouGov menunjukkan tekanan publik terhadap keluarga kerajaan semakin kuat. Sebanyak 67 persen warga Inggris mendukung pencabutan seluruh gelar kerajaan yang tersisa pada Andrew, sementara hanya 13 persen yang menolak, dan 5 persen responden masih memiliki pandangan positif terhadapnya.

Kendati telah kehilangan gelar “Duke of York”, Andrew tetap menyandang status sebagai pangeran dan akan terus tinggal di kediamannya di Royal Lodge, kawasan Kastil Windsor. Namun, ia tak lagi diizinkan menghadiri acara resmi keluarga kerajaan, termasuk perayaan Natal tradisional di Sandringham.

Keputusan tersebut juga berdampak pada lingkaran terdekatnya. Mantan istrinya, Sarah Ferguson, otomatis kehilangan gelar “Duchess of York”, meski kedua putrinya, Putri Beatrice dan Putri Eugenie, tidak terdampak secara langsung.

Selain kasus pribadi, skandal yang melibatkan Andrew juga menimbulkan efek domino pada reputasi keluarga kerajaan. Beberapa badan amal diketahui memutus hubungan dengan Sarah Ferguson setelah muncul laporan bahwa ia pernah menyebut Epstein sebagai “sahabat terbaik” dalam sebuah e-mail pada 2022.

Di sisi lain, hubungan bisnis Andrew juga menuai sorotan. Dokumen pengadilan mengungkap seorang pengusaha asal Tiongkok yang pernah bekerja sama dengannya kini dilarang masuk ke Inggris karena dugaan terkait kegiatan spionase. Pengusaha tersebut bahkan disebut pernah menghadiri pesta ulang tahun Andrew, memperkuat kekhawatiran publik tentang hubungan sosial sang pangeran.

Dengan keputusannya menanggalkan gelar kebangsawanan, Pangeran Andrew tampaknya berusaha mengakhiri bab kelam yang telah membayangi hidupnya sekaligus memberi ruang bagi monarki Inggris untuk memperbaiki citra di mata publik. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Internasional