JAKARTA – Pemerintah terus mempercepat langkah menuju swasembada pangan nasional sebagaimana tertuang dalam Astacita Presiden Prabowo Subianto. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan, pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur irigasi menjadi kunci utama untuk memastikan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
“Air adalah fondasi utama pangan. Tanpa infrastruktur irigasi yang baik, sulit mencapai kemandirian pangan. Karena itu, kami mempercepat pelaksanaan Inpres No 2 Tahun 2025 untuk memastikan setiap tetes air memberi manfaat bagi petani dan produksi pangan nasional,” ujar Dody dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Sebagai langkah awal implementasi Instruksi Presiden tersebut, Kementerian PU telah memberikan dukungan fasilitasi irigasi pada kegiatan Optimasi Lahan (Oplah) Kementerian Pertanian di Daerah Irigasi (DI) kewenangan daerah seluas 280.880 hektar. Program ini dinilai berperan penting dalam meningkatkan intensitas tanam serta memperkuat masa tanam kedua (MT II) dan ketiga (MT III) bagi petani.
Pada tahap selanjutnya, Kementerian PU akan memfokuskan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di bawah kewenangan pemerintah daerah, meliputi jaringan primer, sekunder, hingga tersier. Tak hanya itu, Kementerian juga memperluas pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) menggunakan teknologi pompanisasi, yang memungkinkan air tanah diangkat dan disalurkan ke lahan-lahan pertanian yang selama ini belum terjangkau irigasi permukaan.
Program JIAT ini menargetkan layanan irigasi seluas 225.775 hektar dengan anggaran mencapai Rp6,10 triliun. Pada Tahap II, kegiatan ini mencakup pembangunan 754 unit JIAT, rehabilitasi 76 sumur, serta pembangunan tiga embung. Di sisi lain, melalui program reguler Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, pemerintah juga membangun 579 unit JIAT tambahan dan merehabilitasi 1.226 unit sumur.
Selain pembangunan fisik, Kementerian PU turut memperkuat peran masyarakat dalam program ketahanan pangan melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dengan skema padat karya. Program ini melibatkan kelompok tani secara langsung dalam kegiatan pembangunan, peningkatan, dan rehabilitasi jaringan irigasi secara swakelola.
Hingga awal Oktober 2025, P3-TGAI Tahap I telah berjalan di 8.000 lokasi di seluruh Indonesia, dengan progres fisik mencapai 54,98 persen dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 98.919 orang. Pada Tahap II, program ini akan diperluas ke 1.597 lokasi tambahan. Pelibatan masyarakat diharapkan tidak hanya menghasilkan infrastruktur irigasi yang tangguh, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani melalui pembukaan lapangan kerja baru di desa-desa pertanian. []
Diyan Febriana Citra.