UKRAINA — Ibu kota Ukraina kembali menjadi sasaran serangan udara ketika deretan drone tempur Rusia menggempur wilayah Kyiv selama lebih dari empat jam pada Jumat (04/07/2025) dini hari waktu setempat. Serangan intens ini memaksa ribuan warga berlindung di stasiun kereta bawah tanah untuk menghindari potensi korban jiwa.
Tymur Tkachenko, Kepala Administrasi Militer Kyiv, mengungkapkan bahwa alarm peringatan serangan udara terus berbunyi dari tengah malam hingga menjelang pagi. Ia menyebut, terdapat 13 titik serangan yang tersebar di lima distrik berbeda di kedua sisi Sungai Dnipro, yang membelah kota Kyiv.
“Pada saat yang sama, serangan tidak ada habisnya,” tulis Tkachenko melalui saluran Telegram resmi militer Kyiv. “Ada banyak sekali target di atas Kyiv. Kami sedang menangani drone-drone Rusia di semua distrik.”
Menurut laporan awal, sebagian besar sasaran drone adalah kawasan permukiman. Meskipun belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, beberapa insiden kebakaran telah dikonfirmasi. Di antaranya, dua kebakaran terjadi di Distrik Svyatoshynskyi, bagian barat Kyiv, yang diduga kuat menimbulkan korban luka. Sementara itu, di distrik Solomanskyi, api muncul di atap dan halaman sejumlah bangunan akibat dampak serangan.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, turut melaporkan bahwa sebuah gedung apartemen 16 lantai di kawasan utara kota mengalami kebakaran pada bagian atapnya. Tim pemadam kebakaran langsung dikerahkan untuk menanggulangi kobaran api dan mengevakuasi warga.
Suasana di kota menjadi semakin mencekam saat suara dentuman ledakan dan rentetan tembakan dari sistem pertahanan udara terdengar bertubi-tubi di berbagai penjuru. Saksi mata yang dikutip kantor berita Reuters menggambarkan malam itu sebagai malam penuh ketegangan.
Rekaman video yang beredar di media lokal memperlihatkan situasi dramatis di stasiun kereta bawah tanah, di mana ratusan warga termasuk anak-anak tampak tidur beralaskan pakaian atau alas seadanya, sambil menunggu situasi mereda. Stasiun bawah tanah telah berulang kali menjadi tempat perlindungan utama warga Kyiv selama invasi Rusia berlangsung sejak 2022.
Serangan kali ini disebut sebagai salah satu yang paling lama dalam beberapa pekan terakhir. Pihak otoritas Ukraina menduga Rusia meningkatkan intensitas serangan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina bulan depan.
Meskipun pertahanan udara Ukraina bekerja ekstra keras untuk menjatuhkan sebagian besar drone yang masuk, pemerintah Ukraina kembali mendesak sekutu Barat untuk mempercepat pasokan sistem pertahanan udara tambahan. Laporan dari beberapa sumber menyebutkan bahwa keterbatasan pasokan rudal dari Amerika Serikat menjadi hambatan dalam melindungi wilayah udara secara maksimal. []
Diyan Febriana Citra.