WASHINGTON – Insiden penembakan kembali mengguncang kawasan paling sensitif di Amerika Serikat setelah dua anggota Garda Nasional ditembak di dekat Gedung Putih pada Rabu (26/11/2025) waktu setempat. Peristiwa yang terjadi hanya beberapa blok dari pusat pemerintahan itu memicu respons cepat aparat keamanan federal, yang segera mengonfirmasi bahwa pelaku telah berhasil ditangkap.
Direktur FBI, Kash Patel, memastikan bahwa kedua anggota Garda Nasional yang menjadi korban sedang menjalani perawatan intensif. Ia menyampaikan kondisi mereka masih kritis, dan tim medis berupaya maksimal untuk menyelamatkan nyawa keduanya. Di sisi lain, Wali Kota Washington, Muriel Bowser, menegaskan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh seorang pria bersenjata yang bergerak seorang diri. “Orang tersebut telah ditahan,” kata Bowser saat memberikan keterangan, dikutip dari AFP.
Peristiwa itu juga mendapat perhatian langsung dari Presiden Donald Trump. Melalui platform Truth Social, Trump menyebut pelaku dalam kondisi luka berat. “Tersangka juga terluka parah, tetapi terlepas dari itu, akan membayar harga yang sangat mahal,” tulisnya, menegaskan sikap keras terhadap aksi kekerasan yang menyasar aparat pengamanan negara.
Menurut laporan AFP, warga sekitar sempat panik setelah mendengar rentetan suara tembakan. Banyak yang berusaha menyelamatkan diri begitu menyadari insiden tersebut terjadi tidak jauh dari salah satu titik tersibuk di Washington DC. Angela Perry, seorang pengendara berusia 42 tahun, menceritakan kembali detik-detik mencekam itu. “Kami mendengar suara tembakan. Kami sedang menunggu di lampu lalu lintas dan ada beberapa tembakan,” ujarnya.
Tak lama setelah suara tembakan terdengar, aparat keamanan federal dan lokal segera mengepung area di sekitar stasiun metro Farragut West, lokasi yang berjarak kurang dari dua blok dari Gedung Putih. Petugas bersenjata lengkap terlihat berjaga ketat sambil bersembunyi di balik garis kuning polisi. Sementara itu, sebuah helikopter memantau situasi dari udara, menyoroti keseriusan upaya pengamanan yang diterapkan.
Hingga saat ini, belum ada informasi rinci mengenai motif pelaku. Namun, intensitas operasi keamanan menunjukkan bahwa penembakan tersebut dianggap sebagai ancaman serius terhadap stabilitas keamanan di wilayah jantung pemerintahan federal. Investigasi FBI diperkirakan akan melibatkan analisis rekaman CCTV, pemeriksaan latar belakang pelaku, serta penelusuran kemungkinan keterkaitan dengan kelompok tertentu.
Insiden ini menambah panjang daftar kekerasan bersenjata yang terjadi di Amerika Serikat sepanjang tahun, sekaligus kembali menyoroti isu pengendalian senjata api yang masih menjadi perdebatan nasional. Lokasi kejadian yang sangat dekat dengan jantung kekuasaan negara membuat perhatian publik semakin besar dan menuntut jawaban cepat dari aparat keamanan.
Dengan pelaku yang telah diamankan, fokus kini beralih pada proses pemulihan para korban dan upaya memastikan bahwa peristiwa serupa tidak terulang kembali di salah satu kawasan paling dijaga di dunia tersebut. []
Diyan Febriana Citra.

