JAKARTA – Setelah hampir dua tahun kursi Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) dibiarkan kosong, pemerintah akhirnya bergerak. Nama calon pengganti akan diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (02/07/2025). Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, sebagai bagian dari pengisian sejumlah posisi diplomatik yang saat ini masih belum terisi.
“Menurut informasi dari Menteri Sekretaris Negara, bahwa terutama duta besar beberapa negara sahabat, termasuk Amerika Serikat, konfirm besok akan dikirim ke DPR. Dan kita akan proses sesuai mekanisme yang berlaku di Komisi I,” kata Dasco di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (01/07/2025).
Langkah ini sekaligus menjadi angin segar bagi diplomasi Indonesia yang sebelumnya mendapat sorotan, terutama karena kekosongan posisi strategis di Washington DC yang berlangsung terlalu lama. Sebelumnya, posisi tersebut terakhir diisi oleh Rosan Roeslani sebelum ditarik Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN sejak 17 Juli 2023.
Namun, saat ditanya apakah nama mantan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi termasuk dalam daftar calon yang diajukan, Dasco langsung membantah.
“Bukan, bukan, bukan. Nanti besok biar Komisi I, ini ada pimpinan Komisi I akan menjelaskan kepada pers terhadap duta besar negara sahabat yang dikirim oleh pemerintah kepada DPR,” tegasnya, Selasa (01/07/2025).
Di sisi lain, kritik tajam datang dari Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla. Ia menyoroti lemahnya antisipasi pemerintah terhadap kekosongan posisi dubes di negara strategis seperti AS. Menurut JK, semestinya pergantian dilakukan dengan prinsip keberlanjutan, bukan dibiarkan kosong begitu lama.
“Di mana pun, dulu saya bikin peraturan, bahwa Dubes baru bisa pulang kalau sudah ada penggantinya,” ujar JK, saat ditemui di Mayapada Tower, Jakarta Pusat, Senin (30/06/2025).
Ia juga menegaskan bahwa masa jeda yang diperbolehkan dalam pergantian dubes hanya maksimal tiga bulan. “Jadi hanya boleh kosong tiga bulan, tidak boleh lebih. Jadi pengganti sudah siap, baru boleh pulang. Kalau belum ada pengganti, jangan pulang Dubesnya yang lama,” lanjutnya.
Pemerintah sendiri melalui Wakil Menteri Sekretaris Negara, Bambang Eko Suhariyanto, menyebut bahwa nama-nama calon Dubes untuk AS sudah dikantongi. Para kandidat disebut berasal dari beragam latar belakang, mulai dari kalangan diplomatik hingga politikus.
Penundaan penunjukan Dubes untuk AS ini menjadi catatan tersendiri dalam diplomasi Indonesia. Mengingat pentingnya hubungan bilateral dengan AS sebagai mitra utama dalam bidang ekonomi, politik, dan keamanan, maka ketidakhadiran sosok resmi perwakilan Indonesia di Negeri Paman Sam selama hampir dua tahun patut menjadi evaluasi serius.
Kini, publik dan kalangan pengamat menanti siapa yang akan ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai wakil Indonesia di Washington DC. Lebih dari sekadar jabatan, posisi ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan kepentingan nasional Indonesia di panggung internasional. []
Diyan Febriana Citra.