TOKYO – Insiden tragis terjadi di Prefektur Akita, Jepang, pada Jumat (24/10/2025), ketika seekor beruang menyerang empat warga desa hingga menewaskan satu orang. Kasus ini menambah panjang daftar konflik antara manusia dan satwa liar yang belakangan meningkat di beberapa wilayah Jepang.
Menurut laporan NHK, serangan tersebut berlangsung di area dekat kantor pemerintah desa. Warga yang mendengar keributan segera menghubungi pihak berwenang setelah mendapati empat orang tergeletak di lokasi kejadian. Polisi dan petugas keamanan satwa liar segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban sekaligus melacak keberadaan hewan tersebut.
“Beruang ditemukan di sekitar lokasi kejadian dan telah ditembak mati oleh petugas,” demikian laporan NHK mengutip keterangan pihak kepolisian.
Hewan yang menyerang itu diketahui memiliki panjang tubuh sekitar 1,2 meter ukuran yang tergolong sedang untuk jenis beruang hitam Asia yang umum ditemukan di wilayah utara Jepang.
Keempat korban langsung dilarikan ke rumah sakit setempat. Berdasarkan laporan tim medis, satu orang dinyatakan meninggal dunia akibat luka serius, sementara tiga lainnya dilaporkan dalam kondisi sadar dan masih menjalani perawatan intensif.
“Para korban menderita luka di bagian kepala dan tubuh akibat cakaran dan gigitan,” ujar petugas medis yang menangani mereka.
Pemerintah daerah Akita mengonfirmasi bahwa laporan resmi telah disampaikan ke kepolisian prefektur. Warga sekitar diimbau untuk membatasi aktivitas di area pegunungan dan berhati-hati ketika melintasi jalur pedesaan yang berdekatan dengan habitat satwa liar.
Kejadian ini bukan yang pertama di Jepang tahun ini. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah serangan beruang dilaporkan meningkat di berbagai wilayah seperti Hokkaido, Nagano, dan Niigata. Peningkatan populasi beruang, perubahan iklim yang memengaruhi ketersediaan makanan di hutan, serta penyusutan habitat alami disebut menjadi faktor utama meningkatnya konflik manusia-satwa.
Pemerhati lingkungan di Jepang juga meminta otoritas untuk memperkuat sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat mengenai langkah pencegahan saat beraktivitas di alam terbuka. Upaya mitigasi, seperti pemasangan pagar listrik dan penggunaan alat pengusir satwa, diharapkan dapat mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.
Insiden di Akita menjadi pengingat bahwa di tengah kemajuan teknologi dan kehidupan urban, Jepang masih harus menghadapi tantangan klasik dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam liar. []
Diyan Febriana Citra.

