Gempa 3,8 SR di Kedalaman 154 Km Goyang Tapanuli Selatan

Gempa 3,8 SR di Kedalaman 154 Km Goyang Tapanuli Selatan

JAKARTA – Guncangan gempa bumi kembali dirasakan masyarakat di wilayah Sumatera Utara pada Kamis (18/09/2025) dini hari. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan Magnitudo 3,8 itu terjadi pukul 04.33 WIB dengan pusat gempa berada di kedalaman 154 kilometer.

Episenter gempa berada pada koordinat 1,69 Lintang Utara dan 99,41 Bujur Timur, atau sekitar 17 kilometer timur laut Kabupaten Tapanuli Selatan. Kedalaman yang cukup besar membuat gempa ini masuk dalam kategori menengah hingga dalam, sehingga getarannya tidak menimbulkan guncangan kuat di permukaan.

“Gempa Mag: 3.8, 18-Sep-2025 04:33:06WIB, Lok:1.69LU, 99.41BT (17 km Timur Laut TAPANULI SELATAN-SUMUT), Kedlmn:154 Km,” demikian keterangan resmi BMKG melalui kanal resminya, Kamis pagi.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Meski relatif kecil, gempa ini kembali mengingatkan masyarakat Sumatera Utara akan posisi daerah tersebut yang berada di jalur seismik aktif. Wilayah Tapanuli Selatan dan sekitarnya memang kerap diguncang gempa karena lokasinya berdekatan dengan patahan besar serta aktivitas subduksi di lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

BMKG mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi gempa susulan meskipun dampaknya kemungkinan tidak signifikan. “Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam peringatannya.

Fenomena gempa di Tapanuli Selatan bukanlah hal baru. Pada beberapa tahun terakhir, wilayah ini tercatat beberapa kali mengalami gempa dengan kekuatan ringan hingga menengah. Meskipun sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan berarti, para ahli mengingatkan bahwa rangkaian gempa dengan magnitudo kecil dapat menjadi indikator adanya akumulasi energi pada lempeng bumi.

Di sisi lain, gempa ini juga menjadi momentum untuk kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Edukasi mengenai jalur evakuasi, pembangunan rumah tahan gempa, hingga simulasi tanggap darurat menjadi faktor penting agar risiko korban jiwa dapat diminimalisir bila terjadi gempa besar di kemudian hari.

Masyarakat diminta untuk tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan terus memantau perkembangan informasi dari BMKG dan menyebarkan imbauan secara cepat kepada warga. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional