Gempa Dini Hari di Talaud, BMKG: Tak Timbulkan Tsunami

Gempa Dini Hari di Talaud, BMKG: Tak Timbulkan Tsunami

JAKARTA – Wilayah Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, kembali diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,6 pada Sabtu (11/10/2025) dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 57 kilometer, sekitar 370 kilometer timur laut Melonguane.

Melalui akun resmi @infoBMKG, lembaga tersebut melaporkan bahwa gempa terjadi pada pukul 03.40 WIB atau 04.40 waktu setempat, dengan koordinat 7,29 lintang utara (LU) dan 127,2 bujur timur (BT). Hingga kini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban akibat peristiwa tersebut.

BMKG menegaskan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami, mengingat pusat guncangan berada cukup dalam di bawah laut dan energi yang dilepaskan tergolong sedang. Kendati demikian, masyarakat di wilayah sekitar diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

“Gempa ini berpusat di laut dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun kami mengimbau warga tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari BMKG,” demikian keterangan tertulis lembaga tersebut.

Peristiwa ini menambah deretan aktivitas seismik di kawasan perbatasan utara Indonesia, yang kerap dipengaruhi pergerakan lempeng Filipina dan Laut Maluku. Kawasan tersebut dikenal aktif secara tektonik karena berada di zona tumbukan antara Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, dan Lempeng Eurasia.

Sejumlah warga Melonguane melaporkan melalui media sosial bahwa mereka merasakan getaran ringan selama beberapa detik, terutama di wilayah pesisir timur Talaud. “Getarannya tidak terlalu kuat, tapi cukup terasa membuat kami terbangun,” tulis salah satu warga melalui platform X (Twitter).

Meski tidak menimbulkan kerusakan berarti, BMKG mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan gempa, khususnya di wilayah kepulauan yang jauh dari pusat kota besar. Edukasi mitigasi bencana, menurut BMKG, perlu terus dilakukan agar masyarakat dapat merespons cepat bila terjadi gempa yang lebih kuat.

Dalam sepekan terakhir, beberapa wilayah di kawasan timur Indonesia, termasuk Sulawesi Utara dan Maluku, tercatat mengalami gempa dengan kekuatan bervariasi. Fenomena ini menunjukkan masih aktifnya aktivitas tektonik regional yang perlu terus dipantau.

BMKG memastikan akan terus memperbarui informasi resmi terkait perkembangan gempa Melonguane melalui kanal komunikasi resminya. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional