Gempa M 2,8 Guncang Perairan Bantul pada Senin Pagi

Gempa M 2,8 Guncang Perairan Bantul pada Senin Pagi

Bagikan:

JAKARTA – Aktivitas kegempaan kembali terekam di wilayah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (08/12/2025) dini hari. Saat sebagian besar masyarakat Bantul masih tertidur, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 2,8 yang bersumber dari perairan selatan daerah tersebut.

Gempa tercatat terjadi pada pukul 04.01 WIB. Berdasarkan informasi resmi BMKG, pusat gempa berada pada koordinat 9,49 derajat lintang selatan dan 109,84 derajat bujur timur. Lokasi ini berada cukup jauh dari daratan, yakni sekitar 185 kilometer di barat daya Kabupaten Bantul. Meski demikian, catatan teknis menunjukkan gempa tersebut memiliki kedalaman yang tergolong dangkal, hanya sekitar 10 kilometer. Kondisi kedalaman seperti ini umumnya berpotensi menimbulkan getaran, meskipun kekuatannya relatif kecil.

Fenomena kegempaan di wilayah tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Jalur selatan Pulau Jawa dikenal sebagai salah satu kawasan aktif secara tektonik akibat pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Maka, gempa magnitudo kecil seperti yang terjadi kali ini dianggap sebagai bagian dari dinamika alam yang lazim terjadi. Meski begitu, setiap aktivitas gempa tetap menjadi perhatian masyarakat, terutama karena DIY dan sekitarnya memiliki sejarah kejadian gempa besar yang cukup membekas dalam ingatan publik.

BMKG melalui kanal informasinya menegaskan bahwa gempa berkekuatan M 2,8 tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga laporan ini diterbitkan, tidak ada informasi terkait kerusakan bangunan maupun dampak lain yang dirasakan warga.

“Sampai saat ini belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa berkekuatan M 2,8 tersebut,” demikian keterangan BMKG dalam rilis tertulis.

Beberapa warga yang berada di pesisir selatan mengaku tidak merasakan getaran apa pun. Kondisi itu wajar, mengingat magnitudo gempa relatif kecil serta pusat gempa berada jauh dari pemukiman. Pemerintah daerah pun tetap mengimbau masyarakat agar selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan tidak mudah terpengaruh kabar yang belum terverifikasi. Upaya mitigasi bencana di wilayah rawan gempa disebut terus dilakukan, termasuk penyuluhan masyarakat, pembaruan peta bahaya, hingga peningkatan sistem peringatan dini.

Peristiwa gempa kecil ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan bencana. Meski tidak menimbulkan dampak signifikan, aktivitas gempa tektonik di selatan Jawa diyakini oleh para ahli sebagai indikator dinamika lempeng yang terus berlangsung. BMKG juga menegaskan bahwa pemantauan aktivitas kegempaan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan masyarakat memperoleh informasi paling mutakhir dan akurat. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Breaking News Nasional