JAKARTA – Aktivitas seismik kembali dirasakan di wilayah timur Indonesia. Kamis (04/09/2025) dini hari, Kabupaten Sarmi, Papua, diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,4 pada pukul 04.55 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, pusat gempa berada di laut, tepatnya 44 kilometer timur laut Sarmi, dengan kedalaman 10 kilometer.
Hasil analisis menunjukkan, getaran gempa dirasakan pada skala II Modified Mercalli Intensity (MMI), atau cukup terasa oleh sebagian masyarakat, meski tidak menimbulkan kerusakan berarti. Koordinat episenter gempa tercatat di 1,75 Lintang Selatan dan 139,13 Bujur Timur.
“Gempa (UPDATE) Mag:4.4, 04-Sep-25 04:55:06 WIB, Lok:1.75 LS, 139.13 BT (Pusat gempa berada di laut 44 km timur laut Sarmi), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II Sarmi,” tulis BMKG melalui keterangan resminya, Kamis (04/09/2025).
Hingga laporan terakhir, BMKG menegaskan belum ada informasi mengenai kerusakan infrastruktur maupun korban jiwa akibat peristiwa tersebut. Kendati demikian, lembaga tersebut tetap mengingatkan masyarakat agar senantiasa waspada terhadap potensi gempa susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Peringatan itu penting mengingat wilayah Papua, termasuk Sarmi, berada di jalur cincin api Pasifik yang rawan guncangan gempa. Aktivitas tektonik di kawasan ini seringkali memicu gempa dengan variasi kekuatan yang berbeda-beda.
BMKG juga menyampaikan bahwa data yang diumumkan bersifat sementara karena diutamakan kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.
Sejumlah warga di Sarmi mengaku sempat terbangun akibat guncangan dini hari tersebut. Meski hanya berlangsung beberapa detik, getarannya cukup membuat warga waspada. Namun situasi berangsur normal setelah dipastikan gempa tidak memicu potensi tsunami.
Para ahli seismologi menilai, gempa dengan magnitudo di bawah 5,0 umumnya tidak menimbulkan kerusakan signifikan, terlebih jika pusat gempa berada di laut dengan kedalaman menengah hingga dangkal. Meski demikian, kesiapsiagaan masyarakat tetap menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko bencana.
Masyarakat diimbau tidak panik, tetapi tetap memperhatikan jalur evakuasi, menyiapkan kebutuhan darurat, serta mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah maupun BMKG. Dengan langkah antisipasi yang tepat, dampak bencana dapat ditekan seminimal mungkin.
Peristiwa di Sarmi ini kembali mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara dengan risiko tinggi gempa bumi. Kesadaran dan kesiapsiagaan kolektif menjadi modal penting bagi masyarakat di kawasan rawan bencana. []
Diyan Febriana Citra.