JAKARTA – Gempa bumi kembali mengguncang wilayah timur Indonesia. Kali ini, getaran seismik dilaporkan terjadi di timur laut Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu pagi (23/07/2025), sebagaimana dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dalam informasi resmi yang dirilis BMKG, gempa terjadi pada pukul 09.19 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,5. Lokasi pusat gempa berada di koordinat 7,16 Lintang Selatan dan 125,71 Bujur Timur, sekitar 179 kilometer dari timur laut Alor. Gempa ini tergolong dalam kategori dalam karena memiliki kedalaman mencapai 534 kilometer di bawah permukaan laut.
“#Gempa Mag:4.5, 23-Jul-2025 09:19:57WIB, Lok:7.16LS, 125.71BT (179 km TimurLaut ALOR-NTT), Kedlmn:534 Km #BMKG, Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” demikian keterangan BMKG dalam unggahan melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan ataupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun, BMKG menekankan bahwa informasi awal yang dirilis bersifat sementara dan masih dapat diperbarui seiring proses pengumpulan data yang lebih lengkap.
Wilayah Alor dan sekitarnya memang termasuk dalam zona rawan gempa bumi karena letaknya yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Aktivitas seismik seperti ini bukan hal baru, dan menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi gempa susulan atau bencana geologi lainnya.
Pakar geofisika dari Universitas Nusa Cendana Kupang menyatakan bahwa gempa dalam seperti ini umumnya tidak menimbulkan kerusakan besar di permukaan. Namun, ia mengingatkan bahwa masyarakat tetap perlu waspada karena gempa dalam juga bisa memicu aktivitas seismik di wilayah sekitar.
Masyarakat diimbau untuk tidak panik namun tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari BMKG. Sosialisasi tentang prosedur evakuasi serta pengetahuan dasar mitigasi bencana gempa juga menjadi langkah penting dalam menekan risiko korban di masa mendatang.
BMKG juga mengimbau agar informasi gempa tidak ditanggapi dengan spekulasi atau hoaks yang bisa memicu kepanikan. Warga diharapkan mengandalkan saluran resmi BMKG dan instansi kebencanaan lainnya untuk memperoleh informasi yang akurat dan terverifikasi. []
Diyan Febriana Citra.