JAKARTA — Aktivitas kegempaan kembali terjadi di wilayah Sulawesi Utara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,6 yang mengguncang wilayah Melonguane pada Sabtu pagi (13/12/2025). Berdasarkan hasil pemantauan, gempa tersebut berpusat di daratan dan terjadi pada kedalaman menengah.
BMKG melaporkan gempa terjadi pada pukul 09.02 WIB. Kedalaman gempa tercatat sekitar 75 kilometer, yang tergolong sebagai gempa menengah dan umumnya memiliki potensi guncangan yang tidak terlalu luas di permukaan. Kendati demikian, gempa tetap menjadi perhatian, terutama bagi masyarakat yang bermukim di sekitar pusat gempa.
Secara geografis, episenter gempa berada pada koordinat 7,60 lintang utara dan 126,29 bujur timur. Lokasi tersebut diketahui berada di wilayah barat laut Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Informasi ini disampaikan BMKG melalui kanal resmi media sosialnya.
“402 km barat laut Melonguane-Sulut,” tulis @infoBMKG.
Hingga berita ini disusun, belum ada laporan resmi terkait dampak yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Belum diketahui apakah gempa dirasakan oleh warga, maupun adanya kerusakan bangunan atau gangguan aktivitas masyarakat. Pihak berwenang masih terus melakukan pemantauan dan pengumpulan data dari berbagai sensor kegempaan yang tersebar di wilayah tersebut.
BMKG juga menegaskan bahwa informasi awal yang disampaikan bersifat sementara. Data gempa dapat mengalami pembaruan seiring dengan masuknya data tambahan dari jaringan pemantauan seismik.
“Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” lanjut BMKG.
Wilayah Sulawesi Utara termasuk salah satu kawasan rawan gempa karena berada di pertemuan sejumlah lempeng tektonik aktif. Aktivitas subduksi dan sesar di kawasan ini kerap memicu gempa bumi dengan kekuatan beragam. Oleh karena itu, BMKG secara rutin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memahami langkah-langkah mitigasi bencana.
Meskipun gempa kali ini tidak disertai peringatan tsunami, masyarakat diharapkan tidak panik dan tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG serta instansi terkait. Pemerintah daerah juga diimbau untuk memastikan kesiapsiagaan, terutama di wilayah pesisir dan daerah dengan tingkat kerentanan tinggi.
BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Seluruh perkembangan terkait gempa bumi dan potensi dampaknya akan disampaikan melalui saluran resmi BMKG dan lembaga kebencanaan lainnya.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat di wilayah rawan gempa dianjurkan untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal, mengenali jalur evakuasi, serta menyiapkan kebutuhan darurat. Kesiapsiagaan dinilai penting mengingat aktivitas kegempaan di Indonesia bersifat dinamis dan sulit diprediksi secara pasti.
BMKG memastikan akan terus memantau aktivitas seismik di wilayah Melonguane dan sekitarnya, serta memberikan pembaruan informasi apabila terjadi gempa susulan atau perkembangan signifikan lainnya. []
Diyan Febriana Citra.

