Gempa M 6,1 Guncang Sindirgi, Getarannya Terasa hingga Istanbul

Gempa M 6,1 Guncang Sindirgi, Getarannya Terasa hingga Istanbul

Bagikan:

SINDIRGI – Wilayah barat Turki kembali diguncang gempa bumi bermagnitudo 6,1 pada Senin (27/10/2025) malam. Pusat guncangan kali ini berada di Kota Sindirgi, sekitar 138 kilometer dari Izmir, kawasan yang dikenal memiliki aktivitas seismik tinggi.

Menurut laporan Badan Tanggap Darurat Turki (AFAD), gempa terjadi pukul 22.48 waktu setempat (02.48 WIB) dan terasa hingga ke Istanbul, pusat ekonomi negara itu, serta ke kota wisata Izmir di pesisir Laut Aegea. Kantor berita AFP menyebut, ini merupakan kali kedua dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan wilayah tersebut diguncang gempa dengan kekuatan yang hampir sama.

Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. “Tiga bangunan dan satu toko ambruk akibat gempa terakhir, penghuni sudah dievakuasi. Tidak ada korban jiwa,” kata Yerlikaya dalam pernyataannya kepada media.

Meski tak menimbulkan korban, peristiwa ini kembali menegaskan tingginya kerentanan Sindirgi terhadap aktivitas tektonik. Kota yang berada di kawasan perbukitan itu sebelumnya juga diguncang gempa berkekuatan 6,1 pada 10 Agustus lalu. Saat itu, satu orang meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka.

Sejumlah ahli geologi Turki menilai, gempa berulang di wilayah ini menjadi sinyal perlunya evaluasi serius terhadap sistem mitigasi bencana dan struktur bangunan di kawasan yang berada di jalur sesar aktif.

“Sindirgi berada di jalur patahan yang aktif, sehingga setiap gempa, sekecil apa pun, berpotensi menyebabkan kerusakan besar bila tidak diantisipasi dengan pembangunan tahan gempa,” ujar seorang pakar seismologi dari Universitas Ege, dalam wawancara dengan media lokal.

Turki memang dikenal sebagai salah satu negara paling rawan gempa di dunia. Sejarah mencatat, pada Februari 2023, gempa besar melanda wilayah selatan negara itu dan menewaskan sedikitnya 53.000 orang. Kota Antakya, yang dahulu dikenal sebagai situs bersejarah Antiokhia, luluh lantak akibat gempa dahsyat tersebut.

Pada awal Juli 2025, gempa berkekuatan 5,8 juga mengguncang kawasan yang sama dan menimbulkan satu korban jiwa serta 69 luka-luka. Rangkaian kejadian ini memperlihatkan bahwa ancaman gempa di Turki bukan sekadar peringatan, melainkan kenyataan yang terus berulang.

Pemerintah Turki melalui AFAD kini meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah barat dan memperketat pemantauan terhadap pergerakan sesar. Selain itu, warga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Turki, yang berdiri di persimpangan dua lempeng besar Eurasia dan Anatolia, terus berupaya menyesuaikan sistem mitigasinya dengan kondisi geografis tersebut. Masyarakat diimbau untuk tidak panik namun tetap siap menghadapi kemungkinan guncangan berikutnya. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional