JEPANG – Gempa bumi kembali mengguncang wilayah utara Jepang pada Jumat (12/12/2025), menambah kekhawatiran warga yang dalam beberapa hari terakhir terus waspada terhadap aktivitas seismik di kawasan tersebut. Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan bahwa lindu berkekuatan 6,7 magnitudo itu berpusat di wilayah yang berada dekat Hokkaido dan Tohoku. Dampak langsungnya membuat otoritas setempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk sejumlah wilayah pesisir yang berisiko terdampak.
Menurut JMA, potensi gelombang tsunami diperkirakan mencapai ketinggian sekitar satu meter. Gelombang tersebut diproyeksikan menerjang garis pantai Hokkaido, Iwate, dan Miyagi pada siang hari waktu setempat. Meskipun ketinggian tsunami dianggap tidak terlalu besar, pemerintah daerah diminta tetap meningkatkan kewaspadaan di sepanjang pesisir, terutama pada area yang sebelumnya pernah terdampak gempa kuat.
Laporan The Japan News menyebutkan bahwa gempa ini merupakan kejadian kedua dengan magnitudo besar dalam kurun waktu sepekan. Pada Senin (08/12/2025), gempa berkekuatan 7,5 magnitudo mengguncang Prefektur Aomori dan memicu gelombang tsunami setinggi 40–70 sentimeter di beberapa titik pantai. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, puluhan penduduk dilaporkan mengalami luka-luka akibat terjatuh atau tertimpa benda saat guncangan terjadi. Sejumlah infrastruktur seperti jalan, dinding bangunan, serta jaringan listrik mengalami kerusakan.
Situasi ini membuat pemerintah Jepang kembali menekankan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Wilayah utara Jepang memang berada pada zona cincin api yang rentan aktivitas tektonik. Dalam berbagai kejadian sebelumnya, guncangan susulan baik kecil maupun besar sering muncul dalam periode singkat setelah gempa utama.
Otoritas setempat kini mengimbau warga, khususnya yang tinggal dekat pesisir, agar segera menghindari pantai dan sungai. Pemerintah daerah juga mulai membuka pusat evakuasi sementara dan menyiagakan kendaraan operasional untuk mendukung proses evakuasi jika tsunami benar-benar terjadi. Meskipun situasi belum menunjukkan tanda-tanda kerusakan besar akibat gempa terbaru ini, peringatan tsunami tetap menjadi prioritas utama.
Selain tim evakuasi, lembaga meteorologi Jepang terus melakukan pemantauan intensif. Data awal menunjukkan bahwa gempa kali ini tidak berpotensi menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti yang terjadi pada Senin lalu. Namun JMA tetap mengingatkan kemungkinan gempa susulan yang bisa saja memicu perubahan kondisi laut secara tiba-tiba.
Warga yang sempat merasakan guncangan di beberapa kota di Hokkaido mengatakan bahwa gempa berlangsung cukup kuat untuk membuat bangunan bergetar, meski hanya dalam beberapa detik. Namun sebagian besar kegiatan masyarakat tetap berjalan normal setelah peringatan darurat mulai disampaikan melalui siaran publik.
Pemerintah Jepang memastikan semua informasi terkait gempa, tsunami, dan potensi risiko lain akan terus diperbarui lewat kanal resmi, agar masyarakat dapat mengambil langkah cepat dan tepat apabila situasi berubah. []
Diyan Febriana Citra.

