Generasi Digital Harus Seimbang: Kreatif Berkarya, Pendidikan Tetap Dijaga

Generasi Digital Harus Seimbang: Kreatif Berkarya, Pendidikan Tetap Dijaga

ADVERTORIAL — Fenomena meningkatnya minat pelajar untuk menjadi influencer kian mencuat di Kalimantan Timur (Kaltim). Semakin banyak remaja yang memilih menekuni industri digital dan konten kreatif, dibanding melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Profesi ini dianggap menjanjikan penghasilan besar, jam kerja fleksibel, dan kebebasan dari tekanan pekerjaan formal.

Menanggapi tren tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyatakan dukungannya terhadap pilihan generasi muda yang ingin berkarya di ranah digital. Ia menilai bahwa pergeseran pola pikir terhadap dunia kerja merupakan sesuatu yang wajar dalam era digitalisasi yang kian pesat.

“Zamannya digitalisasi dan kini sudah berubah shifting dari trennya. Dulu yang dikatakan orang bekerja itu adalah mereka yang kerja kantoran atau ASN. Sekarang kita harus bisa ikut beradaptasi dengan hal itu,” ujar Andi Satya di Samarinda, Jumat (13/06/2025).

Menurutnya, tidak ada yang salah jika pemuda memilih menjadi YouTuber atau influencer, terlebih jika itu sesuai dengan bakat dan minat pribadi. Namun ia menegaskan bahwa pendidikan tetap harus diutamakan sebagai fondasi jangka panjang.

“Kenapa mau jadi YouTuber? Karena Atta Halilintar tinggi penghasilannya. Sebenarnya tidak ada yang salah seperti itu, dan ini namanya industri kreatif. Setiap orang boleh memilih, tapi perlu diketahui bahwa pendidikan jangan ditinggalkan karena besar manfaatnya untuk kita,” ucapnya.

Sebagai politisi muda dari Dapil Samarinda, Andi mengingatkan bahwa profesi di dunia digital tidak menjamin keberlanjutan karier. Popularitas bersifat dinamis, sementara pendidikan bersifat permanen.

“Influencer itu ada masanya, sama seperti artis. Semuanya ada waktunya. Begitu sudah tidak laku dipakai, maka kamu tidak akan bisa bertahan di situ lagi. Sementara pendidikan itu akan melekat di dirimu seumur hidup,” tegasnya.

Ia juga mengimbau generasi muda untuk terus mengasah kreativitas dan berkarya di dunia konten, tetapi tanpa mengabaikan komitmen terhadap pendidikan formal. Menurutnya, pendidikan membentuk karakter, logika berpikir, serta etika kerja yang akan menjadi bekal penting di berbagai bidang kehidupan.

“Saya menghimbau bagi para influencer, silakan terus berkarya. Kalau memang bakatnya dari situ, lanjutkan. Tapi jangan tinggalkan pendidikan, karena pendidikan itu luar biasa hebat efek dan implikasinya bagi kehidupan kita,” pesannya.

Andi menyampaikan bahwa DPRD Kaltim, khususnya Komisi IV yang membidangi pendidikan, terus mendorong agar sistem pendidikan bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Ia menekankan pentingnya penguatan literasi digital di sekolah untuk menjembatani dunia pendidikan dengan dunia industri kreatif.

“Kami di DPRD terus mendorong agar pendidikan bisa menyesuaikan zaman, termasuk mendukung literasi digital di sekolah. Namun nilai pendidikan tetap harus menjadi dasar dalam membentuk karakter generasi muda,” pungkasnya.

Melalui keseimbangan antara kreativitas dan pendidikan, Andi berharap generasi muda Kaltim dapat menjadi pelaku perubahan positif yang berdaya saing di era digital, tanpa kehilangan pijakan pada nilai-nilai fundamental pembangunan sumber daya manusia. []

Penulis: Muhamaddong | Penyunting: Agnes Wiguna

Advertorial DPRD Kaltim