WASHINGTON – Pembahasan mengenai arah kerja sama perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat kembali mengemuka setelah pejabat tinggi Perwakilan Dagang AS (USTR), Jamieson Greer, menyampaikan rencananya untuk mengadakan komunikasi langsung dengan pemerintah Indonesia. Greer memastikan bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung pada Kamis (11/12/2025) waktu setempat, dengan fokus pada pemutakhiran perkembangan negosiasi yang telah berjalan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam sebuah diskusi daring yang digelar Dewan Atlantik, ia mengungkapkan optimisme terhadap peluang penyelesaian kesepakatan bilateral antara kedua negara.
“Saya akan menggelar pembicaraan dengan mitra di Indonesia besok pagi (hari ini) untuk membicarakan perkembangan. Anda tahu, saya ingin melihat kesepakatan ini selesai,” ujar Greer dalam forum yang membahas evaluasi setahun arah kebijakan perdagangan global Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, Rabu (10/12/2025).
Greer menekankan bahwa kedua negara memiliki kepentingan yang selaras dalam mendorong percepatan kerja sama tersebut. “Saya pikir hal tersebut sesuai dengan kepentingan mereka, begitu pula dengan kami,” ucapnya, sembari menyoroti besarnya potensi pasar perdagangan Indonesia bagi produk maupun investasi asal Amerika Serikat.
Pada kesempatan itu, Greer juga menyoroti capaian negara-negara Asia Tenggara lain yang lebih dahulu berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan Washington. Malaysia dan Kamboja, misalnya, telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan AS pada sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar Oktober 2025 lalu. Menurutnya, keberhasilan kedua negara ini dapat menjadi dorongan simbolis bagi Indonesia untuk segera menuntaskan proses yang tengah berlangsung.
“Saya ingin melihat Indonesia ada di posisi yang sama. Saya pikir negara tersebut adalah pasar ekspor yang bagus. Ada sejumlah hal dari Indonesia yang kami inginkan,” kata Greer, menyoroti besarnya potensi hubungan ekonomi Indonesia-AS yang dinilai belum dimaksimalkan.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa sejumlah detail pembahasan masih harus diselesaikan melalui dialog tertutup. Greer menyebut bahwa diskusi dengan Indonesia saat ini berada dalam koridor kesepakatan kerahasiaan, sehingga rincian substansi belum dapat diumumkan secara publik.
“Pejabat AS itu juga berkata bahwa diskusi dengan pihak Indonesia terikat dengan kesepakatan kerahasiaan,” demikian keterangan yang disampaikan dalam sesi diskusi tersebut.
Kendati informasi mengenai isi negosiasi belum dibuka, catatan hubungan perdagangan Indonesia-AS selama ini menunjukkan bahwa kedua pihak memiliki kepentingan bersama di sektor investasi, tarif produk tertentu, hingga perluasan akses pasar. Pemerintah Indonesia sendiri dalam beberapa tahun terakhir berupaya memperkuat posisi perdagangan internasional melalui diversifikasi mitra strategis, termasuk dengan AS.
Pertemuan yang dijadwalkan Kamis ini diharapkan dapat menjadi titik maju dari proses panjang negosiasi yang telah berlangsung. Dengan sinyal positif dari USTR, peluang terjadinya kesepakatan dagang bilateral semakin terbuka. Kini, publik menunggu perkembangan lanjutan dari komunikasi kedua negara tersebut. []
Diyan Febriana Citra.

