HALMAHERA UTARA — Aktivitas vulkanik Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali menunjukkan peningkatan. Jumat pagi (04/07/2025), gunung yang dikenal aktif tersebut meletus dan menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom mencapai 1.100 meter di atas puncak, atau sekitar 2.187 meter di atas permukaan laut.
Letusan terekam pada pukul 05.49 WIT dan masih berlangsung saat laporan ini disampaikan. Kolom abu yang menyembur tampak berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal dan condong ke arah timur, mengikuti pola angin pagi hari.
Gunung Dukono, yang berdiri dengan ketinggian 1.087 meter dari permukaan laut, memang menjadi salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Dalam periode aktivitas sebelumnya, tercatat sebanyak 347 kali letusan telah terjadi dengan variasi ketinggian abu antara 100 hingga 800 meter. Aktivitas ini menjadikan Gunung Dukono sebagai subjek pengawasan intensif oleh Badan Geologi melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono.
Merespons kejadian ini, pihak PGA mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat, wisatawan, dan para pendaki agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 kilometer dari Kawah Malupang Warirang. Kawasan ini dianggap sebagai zona berbahaya karena letusan dapat terjadi sewaktu-waktu, disertai lontaran material pijar dan abu vulkanik yang bisa menyebar tergantung arah angin.
“Letusan Gunung Dukono bersifat periodik dan sewaktu-waktu dapat meningkat intensitasnya. Maka dari itu, kami mengimbau agar seluruh kegiatan di sekitar kawah dihentikan sementara hingga situasi dinyatakan aman,” demikian disampaikan oleh petugas pos pengamatan PGA Dukono.
Selain peringatan pembatasan aktivitas, warga yang tinggal di sekitar lereng gunung juga disarankan untuk menggunakan masker atau pelindung pernapasan guna menghindari efek buruk dari abu vulkanik, seperti iritasi mata dan gangguan saluran pernapasan.
Badan Geologi memastikan bahwa pemantauan terhadap aktivitas Gunung Dukono dilakukan secara terus-menerus. Masyarakat diminta untuk tetap tenang, tidak mudah percaya pada informasi yang belum diverifikasi, serta mengikuti perkembangan resmi dari otoritas setempat.
Langkah antisipatif yang cepat dan tepat dari masyarakat maupun aparat diharapkan mampu meminimalisasi risiko bencana lebih lanjut. Pihak berwenang mengingatkan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan di tengah dinamika aktivitas gunung api aktif seperti Gunung Dukono. []
Diyan Febriana Citra.