H. Baba: Pendidikan Prioritas, Popularitas Bisa Hilang

H. Baba: Pendidikan Prioritas, Popularitas Bisa Hilang

PARLEMENTARIA  – Fenomena anak muda yang berlomba-lomba menjadi influencer di media sosial memicu keprihatinan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) H. Baba. Ia menegaskan bahwa pendidikan formal maupun nonformal tetap menjadi bekal paling fundamental dalam menghadapi masa depan, jauh lebih kokoh dibanding popularitas yang sifatnya mudah berubah.

Dalam keterangannya, Baba mengakui bahwa perkembangan dunia digital membuka peluang ekonomi yang luas. Namun ia mengingatkan agar tren menjadi influencer tidak menjadi dalih untuk meninggalkan kewajiban menempuh pendidikan. “Kalau bisa menghasilkan uang dari medsos (media sosial), bagus. Tapi jangan lupakan pendidikan, karena itu bekal jangka panjang,” ujarnya kepada awak media, usai memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang membahas implementasi program Gratispol di Gedung E Lantai 1 Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Selasa (10/06/2025) kemarin.

Menurutnya, popularitas di media sosial tidak selamanya dapat diandalkan sebagai modal hidup yang stabil. Ia mencontohkan banyak figur publik yang hanya menikmati ketenaran sesaat, sementara mereka yang memiliki pendidikan memadai cenderung lebih mampu beradaptasi dan bertahan dalam berbagai situasi. “Popularitas bisa naik dan turun, tapi pendidikan itu akan bertahan. Jangan sampai generasi kita hanya pintar bikin konten, tapi miskin wawasan,” pungkas Baba.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu juga berbagi pengalaman pribadinya yang harus bekerja sejak muda demi membiayai sekolah. Baginya, semangat untuk terus belajar di tengah keterbatasan adalah prinsip yang tidak boleh dikorbankan oleh tren sesaat. “Saya juga dulu kerja sambil sekolah. Tidak ada yang biayai, tapi saya tetap berusaha sekolah. Itu prinsip,” kisahnya.

Ia menegaskan, jika harus bekerja lebih dulu, hal itu dapat dimaklumi. Namun anak muda tidak boleh menganggap pekerjaan di dunia digital sebagai akhir dari proses belajar. “Kalau memang harus bekerja dulu, tidak apa-apa. Tapi setelah itu, lanjutkan lagi sekolahnya. Bisa sambil kuliah atau ikut pelatihan keterampilan. Jangan berhenti belajar,” ucap Baba.

Ia berharap generasi muda Kaltim tetap menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Tidak selalu harus kuliah formal, tetapi harus ada upaya memperluas wawasan agar kesuksesan di dunia maya sejalan dengan kualitas intelektual yang mumpuni. []

Penulis: Muhamaddong | Penyunting: Agnes Wiguna

Advertorial DPRD Kaltim