WASHINGTON – Perundingan panjang antara Hamas dan Israel akhirnya membuahkan hasil nyata. Setelah berbulan-bulan konflik yang menelan ribuan korban, kedua pihak menyetujui tahap pertama gencatan senjata di Jalur Gaza. Kesepakatan ini juga mencakup pertukaran tawanan serta penarikan pasukan ke wilayah yang telah disepakati.
Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengumumkan terobosan tersebut melalui platform Truth Social, Rabu (08/10/2025) waktu setempat.
“Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap Pertama Rencana Perdamaian kami,” tulis Trump seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (09/10/2025).
Trump menambahkan bahwa seluruh sandera akan segera dibebaskan, dan pasukan Israel akan mundur ke posisi yang telah ditentukan bersama para mediator. Langkah ini disebut sebagai bagian awal dari peta jalan perdamaian yang dirancang untuk mengakhiri kekerasan di Gaza dan membuka ruang dialog politik yang lebih luas.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar, yang berperan penting sebagai mediator, menegaskan bahwa kesepakatan mencakup aspek kemanusiaan yang signifikan.
“Para mediator mengumumkan bahwa malam ini telah tercapai kesepakatan mengenai semua ketentuan dan mekanisme pelaksanaan tahap pertama gencatan senjata Gaza, yang akan mengarah pada berakhirnya perang, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan kemanusiaan,” kata juru bicara Kemenlu Qatar, Majed al-Ansari, dalam pernyataan di platform X.
Kesepakatan ini menjadi momentum penting setelah berbulan-bulan negosiasi yang berlangsung di berbagai negara, termasuk Mesir dan Qatar, dengan dukungan diplomatik dari Amerika Serikat. Meski masih bersifat awal, kesepakatan gencatan senjata tersebut dinilai dapat menjadi pondasi menuju perdamaian yang lebih permanen.
Trump juga memberi sinyal akan mengunjungi kawasan Timur Tengah dalam waktu dekat untuk memperkuat proses perdamaian tersebut.
“Saya mungkin akan ke sana sekitar akhir minggu ini, mungkin hari Minggu,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Putih.
Kesepakatan ini disambut hati-hati oleh masyarakat internasional. PBB dan Uni Eropa menyerukan agar kedua pihak benar-benar mematuhi butir kesepakatan demi mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza. Para pengamat menilai, tahap pertama gencatan senjata ini akan menjadi ujian penting bagi kepercayaan antara kedua pihak dan efektivitas mediasi internasional yang selama ini berjalan di bawah tekanan politik dan kemanusiaan yang berat.
Jika tahapan pertama ini berjalan lancar, maka perundingan lanjutan akan diarahkan pada upaya rekonstruksi Gaza, penarikan pasukan permanen, dan pengaturan politik pascakonflik. Dunia kini menanti apakah momentum perdamaian ini akan bertahan lama atau kembali terhenti seperti sebelumnya. []
Diyan Febriana Citra.