JAKARTA – Aktivitas masyarakat di sejumlah ruas jalan di Jakarta Pusat pada Senin (08/12/2025) diperkirakan akan mengalami gangguan akibat dua aksi demonstrasi yang berlangsung pada hari yang sama. Aparat kepolisian menyampaikan bahwa kedua aksi tersebut berada di lokasi berbeda dan melibatkan jumlah peserta yang cukup besar, sehingga rekayasa lalu lintas dapat dilakukan sewaktu-waktu tergantung kondisi di lapangan.
Kasi Humas Polres Jakarta Pusat, Ruslan Basuki, mengungkapkan bahwa aksi pertama akan dimulai sejak pagi di kawasan Gambir. Aksi ini diinisiasi oleh Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPP Apdesi) bersama sejumlah kelompok masyarakat lainnya.
“Pagi ada aksi unjuk rasa dari Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPP Apdesi) dan beberapa elemen massa lain,” kata Ruslan melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin.
Untuk memastikan kegiatan berjalan tertib, Polres Jakarta Pusat menurunkan 1.825 personel yang bersiaga di titik-titik strategis sekitar area unjuk rasa. Pengamanan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi padatnya arus kendaraan di Jalan Medan Merdeka, Jalan Ridwan Rais, hingga akses menuju Istana Negara. Polisi juga terus memantau pergerakan massa sejak mereka tiba hingga aksi selesai.
Sementara itu, demonstrasi kedua digelar di Kantor Komnas HAM di Menteng. Aksi ini diselenggarakan oleh Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) serta KASUM, yang mengangkat isu dugaan pelanggaran HAM dan perlindungan hak-hak korban. Untuk pengamanan aksi tersebut, aparat menerjunkan 357 personel.
Meski skalanya lebih kecil dibandingkan aksi di Gambir, polisi tetap menilai perlunya kewaspadaan karena lokasi Komnas HAM berada di koridor jalan padat, termasuk Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Diponegoro. Potensi penumpukan kendaraan tidak bisa dihindari apabila jumlah peserta aksi meningkat seiring waktu.
Ruslan menegaskan bahwa masyarakat perlu mengetahui adanya potensi kepadatan lalu lintas selama aksi berlangsung. Ia meminta warga Jakarta untuk mengatur ulang rute perjalanan apabila tidak memiliki keperluan mendesak di sekitar lokasi demonstrasi.
“Warga bisa mencari jalan alternatif lain selama unjuk rasa berjalan. Untuk rekayasa lalu lintas akan dilakukan situasional melihat ekskalasi jumlah massa di lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, aparat gabungan telah disiagakan untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas serta mencegah gangguan keamanan. Polisi juga berkoordinasi dengan petugas Dishub DKI Jakarta untuk pengaturan mobilitas kendaraan, terutama jika massa demonstrasi menyebar ke beberapa ruas jalan.
Seperti pada demonstrasi sebelumnya, polisi menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh kegiatan penyampaian pendapat berlangsung aman, menghormati hak peserta aksi, dan sekaligus meminimalkan dampaknya terhadap aktivitas publik. Instruksi serupa juga diberikan kepada petugas di lapangan agar tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan menjaga komunikasi dengan koordinator aksi.
Dengan adanya dua kegiatan besar pada hari yang sama, masyarakat diimbau untuk merencanakan waktu perjalanan lebih awal dan memantau informasi terbaru terkait kondisi lalu lintas. Situasionalnya pergerakan massa menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan kebijakan rekayasa arus kendaraan yang mungkin diterapkan secara mendadak. []
Diyan Febriana Citra.

