BANDUNG – Ajang Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2025 dipastikan akan kembali digelar dengan skala yang lebih besar. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan bahwa acara tahunan ini akan dilangsungkan di Bali pada 9 hingga 11 Oktober 2025, dan menghadirkan berbagai program penguatan untuk industri pengembang gim nasional.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengungkapkan komitmennya dalam memperluas dampak positif IGDX, terutama dengan memberi perhatian khusus kepada keberagaman dalam industri gim, termasuk peningkatan partisipasi perempuan sebagai pemimpin studio dan inovator.
“IGDX akan kembali hadir dengan format yang lebih besar, sehingga semoga lebih berdampak, dan diselenggarakan pada 9-11 Oktober di Bali,” ujar Meutya saat menyampaikan keterangan di Kantor Agate, Bandung, pada Sabtu (05/07/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Meutya menyoroti pentingnya keberagaman dalam ekosistem pengembang gim di Indonesia. Ia menegaskan bahwa studio-studio yang dipimpin oleh perempuan akan diberikan akses istimewa dalam sesi matchmaking, mentoring eksklusif dari para profesional internasional, serta eksposur yang lebih luas.
“Saya ulangi ya, studio-studio yang dipimpin oleh perempuan akan mendapatkan akses khusus dalam matchmaking, termasuk mentoring langsung dari praktisi internasional dan exposure yang diperluas, kita boleh tepuk tangan,” ucap Meutya yang disambut antusiasme peserta.
IGDX sendiri merupakan ajang strategis yang mempertemukan para pelaku industri kreatif digital, termasuk pengembang gim lokal, investor global, penerbit (publisher), hingga media internasional. Sejak pertama kali digelar pada 2019, IGDX telah berkembang menjadi salah satu forum akselerasi industri gim terbesar di Asia Tenggara.
Meutya juga menyampaikan bahwa antusiasme terhadap program ini terus meningkat, terutama dari kalangan perempuan. Banyak di antara mereka yang tidak hanya berpartisipasi sebagai peserta, namun juga berhasil menjadi pendiri studio dan pemimpin tim kreatif dalam waktu singkat.
“Yang paling mengembirakan dari tahun ke tahun juga adalah semakin banyak perempuan yang ikut serta dalam program ini,” katanya.
“Tidak sedikit dari mereka yang kemudian tumbuh menjadi pemimpin, membuat studionya sendiri, dan membawa identitas serta warna baru dalam industri game Indonesia.”
Selain konferensi utama, IGDX 2025 juga akan diramaikan dengan sejumlah subprogram seperti IGDX Bootcamp, IGDX Academy, IGDX Career, IGDX Business, dan IGDX Conference. Seluruh kegiatan tersebut dirancang untuk mendampingi talenta digital dari berbagai jenjang, mulai dari pemula hingga profesional, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah dan industri.
“Ini kerja sama antara Kemkomdigi dan AGI. Jadi, ini menjadi salah satu bentuk kolaborasi antara pemerintah dengan Asosiasi Game Indonesia yang berjalan cukup baik,” tutup Meutya.
Dengan skala acara yang diperluas dan penekanan pada pemberdayaan perempuan, IGDX 2025 diproyeksikan akan menjadi ajang pendorong utama lahirnya inovasi serta pemerataan kesempatan dalam industri digital kreatif Indonesia. []
Diyan Febriana Citra.