JAKARTA – Dunia olahraga sekaligus politik Indonesia berduka atas berpulangnya I Gusti Kompyang (IGK) Manila, tokoh berpengaruh yang pernah mengukir prestasi bersama Timnas Indonesia dan Persija Jakarta. IGK Manila meninggal dunia pada Senin (18/08/2025) dalam usia 83 tahun.
Kabar duka tersebut pertama kali tersiar melalui unggahan akun resmi Partai NasDem di Instagram. Sejak tahun 2020, almarhum memang dipercaya sebagai Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, sebuah posisi strategis yang menunjukkan kiprah panjangnya tidak hanya di olahraga, tetapi juga di dunia politik.
“Selamat Jalan, Opa. Keluarga Besar Partai NasDem berduka cita atas meninggalnya salah satu panutan terbaik di tubuh pergerakan Partai NasDem, Opa IGK Manila (Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem),” tulis akun tersebut.
Dalam unggahan itu, juga terselip doa penuh haru. “Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa kehilangan ini. Namun, doa terbaik seluruh keluarga besar Partai NasDem mengiringi langkah kepergian Opa Manila menuju keabadian. Terima kasih, Opa atas segalanya,” lanjut pernyataan resmi tersebut.
IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, dan namanya mencuat ketika dipercaya memimpin Timnas Indonesia sebagai manajer. Pencapaian terbesar yang diraihnya adalah membawa Garuda meraih medali emas SEA Games 1991. Prestasi tersebut menjadi momen bersejarah karena hingga kini masih dikenang sebagai salah satu capaian emas sepak bola Indonesia.
Tidak berhenti di Timnas, IGK Manila juga menorehkan tinta emas di klub ibu kota. Bersama Persija Jakarta, ia mengantarkan Macan Kemayoran menjuarai Liga Indonesia 2001. Gelar itu menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah klub, yang sekaligus mempertegas kapasitasnya sebagai sosok manajer berpengaruh.
Pada 2007, IGK Manila memutuskan mundur dari kursi manajer Persija karena alasan kesehatan dan faktor usia. Meski demikian, dedikasi serta loyalitasnya tidak pernah pudar di mata penggemar maupun klub. Jakmania, pendukung setia Persija, masih menyebut namanya dengan penuh rasa hormat.
Setelah menutup kiprah di lapangan hijau, IGK Manila menekuni dunia politik dan organisasi. Kariernya mencapai puncak saat ia dipercaya menjadi Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem sejak 2020. Jabatan itu menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin visioner yang tidak hanya berpengaruh di olahraga, tetapi juga di bidang pendidikan politik dan kebangsaan.
Menurut informasi yang beredar, IGK Manila menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta Pusat. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi terkait penyebab wafatnya.
Kepergian IGK Manila meninggalkan duka mendalam bagi dunia sepak bola nasional, juga bagi Partai NasDem yang menjadikannya panutan. Jejak prestasinya bersama Timnas dan Persija akan terus hidup dalam ingatan publik. Bagi para pecinta sepak bola, ia adalah manajer yang membawa Garuda meraih emas di SEA Games 1991. Bagi warga Jakarta, ia adalah sosok yang mengantar Persija menorehkan sejarah di Liga Indonesia 2001.
Dedikasi panjang IGK Manila menunjukkan bahwa seorang tokoh bisa meninggalkan warisan besar, baik di lapangan olahraga maupun dalam membangun generasi muda melalui pendidikan politik. []
Diyan Febriana Citra.