JAKARTA – Serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap program nuklir utama yang tengah dijalankan Teheran. Meskipun menjadi bentuk eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah, langkah ofensif ini disebut belum menyentuh komponen inti dari infrastruktur nuklir Iran yang terus dikembangkan selama beberapa tahun terakhir.
Indonesia pada Rabu, 25 Juni 2025, serangan tersebut menyasar tiga lokasi yang diyakini terkait dengan pengembangan teknologi nuklir Iran. Namun, sejumlah analis militer dan intelijen menyebut bahwa target yang dihantam bukanlah bagian paling vital dari fasilitas nuklir Iran, sehingga tidak mengganggu kapasitas atau kelangsungan program jangka panjang mereka.
Pihak Iran sendiri mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan bentuk agresi sepihak dan pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Pemerintah Teheran juga menegaskan bahwa kegiatan nuklir mereka bersifat damai dan berada dalam pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Sementara itu, Amerika Serikat belum memberikan pernyataan resmi secara menyeluruh mengenai alasan strategis di balik pemilihan tiga target tersebut.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran baru di antara negara-negara kawasan dan komunitas internasional, yang khawatir konflik antara kedua negara dapat berkembang menjadi benturan militer yang lebih besar. Sejumlah pengamat geopolitik menilai bahwa tindakan Amerika Serikat lebih merupakan sinyal tekanan politik ketimbang upaya militer untuk sepenuhnya melumpuhkan program nuklir Iran.
Meski demikian, ketegangan yang terjadi menggarisbawahi betapa sensitifnya isu nuklir di kawasan tersebut. Komunitas internasional menyerukan agar kedua negara menahan diri dan membuka jalur diplomasi guna mencegah terjadinya eskalasi lebih lanjut.[]
Putri Aulia Maharani