Internet Aceh Belum Pulih Sepenuhnya, Pemerintah Minta Operator Tancap Gas

Internet Aceh Belum Pulih Sepenuhnya, Pemerintah Minta Operator Tancap Gas

Bagikan:

JAKARTA – Pemulihan jaringan internet pascabencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sumatera masih menyisakan pekerjaan besar, khususnya di Provinsi Aceh. Pemerintah menilai konektivitas digital di daerah tersebut belum sepenuhnya kembali normal, sehingga memerlukan perhatian dan percepatan dari para operator seluler. Kondisi ini menjadi sorotan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, yang meminta agar upaya pemulihan difokuskan pada wilayah-wilayah dengan tingkat gangguan paling berat.

Meutya mengungkapkan, dibandingkan dengan Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Aceh menjadi daerah dengan persentase pemulihan jaringan internet yang paling rendah. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya percepatan pemulihan infrastruktur telekomunikasi, terutama menara Base Transceiver Station (BTS) yang berfungsi sebagai titik akses utama jaringan nirkabel.

“Kita nitip nanti tolong (operator seluler) fokus ada daerah-daerah memang yang masih berat, seperti tadi Bener Meriah, Aceh Tamiang, Gayo Lues, untuk kemudian disegerakan,” kata Meutya di halaman kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2025).

Menurut Meutya, pemulihan jaringan internet tidak hanya berdampak pada komunikasi masyarakat, tetapi juga berpengaruh terhadap layanan publik, distribusi bantuan, serta aktivitas ekonomi di wilayah terdampak bencana. Karena itu, pemerintah terus memantau perkembangan pemulihan jaringan dan secara rutin melaporkan kondisi tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.

Berdasarkan data yang disampaikan kepada Presiden per Senin (15/12/2025), tercatat sebanyak 452 menara BTS di Aceh masih belum pulih sejak bencana terjadi pada 26 November 2025. Secara keseluruhan, jumlah BTS yang terdampak di provinsi tersebut mencapai 3.735 unit. Dari angka tersebut, sebanyak 3.283 BTS atau sekitar 87,89 persen sudah pernah berhasil dipulihkan.

“PR kita saat ini untuk Aceh, untuk dua provinsi lainnya sudah stabil. Jadi untuk Aceh ini yang sedang kita giatkan terus,” ucap Meutya.

Meski demikian, Meutya menyampaikan apresiasi kepada operator seluler yang terus bekerja di lapangan untuk memulihkan jaringan. Ia menilai progres pemulihan di Aceh menunjukkan tren positif dari hari ke hari, meskipun belum mencapai target penuh.

“Kita melihat ada kenaikan yang cukup baik untuk on air BTS di wilayah Aceh. (Sudah) 73 persen (BTS dipulihkan), meskipun ini juga kenaikan tetap harus menjangkau 100 persen. Jadi kita memang terus menggiatkan lagi angka 73 persen ini untuk menyemangati teman-teman (operator) saja, ini kita bisa naikkan, berarti harus bisa lebih naik lagi dalam waktu dekat,” jelas Meutya.

Di sisi lain, tantangan teknis masih menjadi kendala utama dalam pemulihan jaringan. Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), Nugroho atau yang akrab disapa Nugi, mengungkapkan bahwa gangguan pasokan listrik menjadi faktor krusial yang menghambat pemulihan internet di Aceh. Banyak infrastruktur kelistrikan yang rusak akibat bencana, termasuk robohnya sejumlah tiang Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

“Sampai saat ini masih ada kurang lebih 4, ya, 4 pembangkit listrik yang masih belum bisa beroperasi secara normal,” beber Nugi.

Selain persoalan listrik, jaringan serat optik juga mengalami kerusakan cukup parah sehingga menyebabkan terputusnya akses komunikasi. Kondisi tersebut memaksa operator melakukan berbagai upaya alternatif agar layanan tetap berjalan.

“Dan ini tentu perlu dilakukan upaya ekstra. Upaya baik listrik, menggunakan apa itu genset, atau dari sisi transport, apakah kita menggunakan satelit, apakah kita menggunakan jalur baru yang melalui kabel bawah laut. Itu kita lakukan semaksimal mungkin,” tandas Nugi.

Pemerintah berharap, dengan sinergi antara kementerian terkait, operator seluler, dan penyedia listrik, pemulihan jaringan internet di Aceh dapat segera mencapai 100 persen sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas secara normal. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Nasional