NEW YORK — Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menegaskan posisi strategis Ibu Kota sebagai pionir pembangunan berkelanjutan di Indonesia dalam forum internasional yang digelar di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu (16/07/2025). Dalam forum tingkat tinggi bertajuk High-Level Political Forum: Local and Regional Governments Forum, Pramono mempresentasikan keberhasilan Jakarta mengadopsi prinsip-prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) ke dalam kebijakan dan sistem pemerintahan kota.
“Hal ini membutuhkan perubahan mendasar dalam daya tarik kota, penyediaan infrastruktur, transformasi birokrasi, dukungan politik, komunikasi publik yang transparan, serta kualitas sumber daya manusia,” ujar Pramono dalam pidatonya yang mendapat perhatian luas dari berbagai pemimpin daerah dunia.
Partisipasi Jakarta dalam forum ini tidak hanya menjadi simbol diplomasi kota (city diplomacy), tetapi juga menunjukkan bahwa kota-kota di negara berkembang mampu memberi kontribusi konkret terhadap pembangunan global. Pramono memaparkan bahwa target transformasi Jakarta sebagai kota global pada tahun 2030 tidak bisa dilepaskan dari integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan.
Ia mencontohkan sejumlah inisiatif yang telah dijalankan, seperti peningkatan layanan kesehatan yang merata, jaminan rasa aman bagi perempuan di ruang publik, penguatan partisipasi masyarakat, serta kolaborasi lintas sektor dalam penanganan isu-isu strategis kota.
“Pada 2024, Jakarta mencatat indeks ketimpangan gender terendah secara nasional. Ini didukung program seperti bus khusus perempuan, kampanye antipelecehan di TransJakarta, serta perpanjangan jam operasional taman yang dilengkapi penerangan dan pengawasan,” ungkapnya.
Keberhasilan Jakarta menjadi salah satu daerah dengan indeks ketimpangan gender terbaik menjadi sorotan karena menunjukkan bahwa kesetaraan gender dapat dicapai melalui intervensi kebijakan lokal yang tepat dan berkesinambungan. Selain itu, pendekatan partisipatif yang digerakkan oleh kolaborasi antaraktor baik pemerintah, sektor swasta, hingga komunitas dipandang sebagai kunci menciptakan kota yang inklusif.
“Mari kita posisikan Jakarta sebagai pelopor pembangunan nasional yang tangguh, inklusif, dan terintegrasi secara global. Jakarta harus menjadi tempat di mana setiap orang memiliki ruang, dan tidak ada satu pun yang tertinggal,” tutup Gubernur Pramono, mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk diaspora Indonesia, untuk ikut bersinergi dalam agenda pembangunan kota.
Melalui forum ini, Jakarta tidak hanya berbagi pengalaman, tetapi juga membuka peluang kerja sama internasional dalam mengembangkan model pembangunan kota berketahanan yang bisa direplikasi di berbagai belahan dunia. []
Diyan Febriana Citra.