Jelang Penarikan Pasukan PBB, Lebanon Minta Dukungan Militer dari Eropa

Jelang Penarikan Pasukan PBB, Lebanon Minta Dukungan Militer dari Eropa

Bagikan:

BEIRUT – Situasi keamanan di Lebanon kembali menjadi perhatian regional setelah rencana penarikan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) semakin mendekati tenggat waktu. Di tengah kondisi tersebut, Presiden Lebanon Joseph Aoun pada Kamis (13/11/2025) menyuarakan kebutuhan mendesak angkatan darat negara itu untuk mendapatkan dukungan militer dari Prancis dan negara-negara Eropa lainnya.

Seruan itu disampaikan Aoun saat menerima Anne-Claire Legendre, penasihat politik Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Beirut. Dalam pertemuan tersebut, Aoun menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi Lebanon, terutama di wilayah selatan, membutuhkan lebih dari sekadar dukungan moral internasional.

“Dukungan moral saja tidak cukup bagi angkatan darat Lebanon untuk sepenuhnya menjalankan perannya, mereka membutuhkan perlengkapan dan mekanisme militer,” ujarnya melalui pernyataan resmi kepresidenan.

Penarikan UNIFIL, yang dijadwalkan mulai dilakukan pada awal 2026, menempatkan angkatan darat Lebanon sebagai satu-satunya institusi yang bertanggung jawab menjaga stabilitas di wilayah itu. Kondisi tersebut tentu menuntut kesiapan yang jauh lebih besar, termasuk perlengkapan militer modern, logistik, hingga personel terlatih. Aoun menilai bahwa tanpa bantuan operasional, beban pengamanan selatan akan terlalu berat, terlebih mengingat dinamika keamanan di wilayah perbatasan yang kerap berubah cepat.

Dalam dialognya dengan Legendre, Aoun menyampaikan bahwa kehadiran Eropa sangat dibutuhkan, baik sebagai penopang stabilitas maupun sebagai mitra strategis dalam meningkatkan kemampuan militer Lebanon. Ia juga mengapresiasi keterlibatan negara-negara Eropa yang selama ini mendukung operasi kemanusiaan, pembangunan, serta pelatihan aparat keamanan Lebanon.

Tentara Lebanon sendiri diproyeksikan akan diperkuat menjadi 10.000 personel pada akhir tahun ini. Namun, peningkatan jumlah tentara tersebut tetap belum cukup tanpa dukungan perlengkapan tambahan. Di sisi lain, Prancis melalui Legendre menegaskan kembali komitmen Macron terhadap stabilitas Lebanon. Ia menyampaikan bahwa negaranya akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas Lebanon untuk mendukung rekonstruksi dan memberikan bantuan militer yang diperlukan.

Menurut Legendre, Prancis memahami kebutuhan Lebanon untuk menjaga keamanan selatan dan siap bekerja sama untuk memastikan transisi setelah penarikan UNIFIL berjalan mulus. Ia juga membawa salam dari Presiden Macron sebagai bentuk penegasan dukungan politik terhadap Lebanon.

UNIFIL telah menjalankan misinya di Lebanon selatan sejak 1978 untuk membantu memperkuat otoritas pemerintah Lebanon dan menjaga zona penyangga antara Lebanon dan Israel. Mandat misi ini berakhir pada Desember 2026, sehingga dua tahun ke depan menjadi masa krusial bagi Lebanon untuk mempersiapkan perangkat militernya. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional