Kabut Beracun Kembali Landa New Delhi

Kabut Beracun Kembali Landa New Delhi

Bagikan:

NEW DELHI – Ibu Kota India, New Delhi, kembali diliputi kabut asap tebal dan beracun pada Senin (20/10/2025), menandai salah satu momen polusi udara terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat polusi di kota ini melonjak hingga lebih dari 16 kali lipat dari batas aman harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kota metropolitan yang dihuni lebih dari 30 juta jiwa ini secara rutin tercatat sebagai salah satu kawasan dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Kabut asap pekat muncul terutama saat musim dingin, ketika suhu rendah memerangkap polutan di permukaan tanah. Fenomena ini diperparah oleh campuran sumber polusi, mulai dari pembakaran lahan, aktivitas industri, hingga padatnya kendaraan bermotor. Tahun ini, perayaan Diwali yang dikenal dengan pesta kembang api menambah tingginya kadar polusi. Meski Mahkamah Agung India telah melarang penggunaan kembang api konvensional dan mendorong pemakaian petasan ramah lingkungan, implementasi larangan ini sering diabaikan oleh masyarakat.

Data dari pemantau kualitas udara IQAir menunjukkan bahwa konsentrasi PM2.5 partikel halus yang mampu menembus aliran darah dan berpotensi menyebabkan kanker menembus angka 248 mikrogram per meter kubik di beberapa titik kota. Angka ini jauh di atas batas aman harian WHO, yakni 15 mikrogram per meter kubik, menandakan risiko serius bagi kesehatan masyarakat.

Dalam upaya menekan dampak polusi, Komisi Manajemen Kualitas Udara Pemerintah India telah menetapkan sejumlah langkah darurat. Salah satunya adalah meminta otoritas lokal memastikan pasokan listrik stabil agar penggunaan genset berbahan bakar diesel dapat diminimalkan. Pemerintah Kota Delhi juga merencanakan uji coba teknologi penyemaian awan menggunakan pesawat terbang. Dengan metode ini, garam atau bahan kimia disemprotkan ke awan untuk merangsang hujan, sehingga diharapkan dapat membantu membersihkan udara.

“Kami sudah memiliki semua yang kami butuhkan untuk melakukan penyemaian awan,” ujar Menteri Lingkungan Hidup Delhi, Manjinder Singh Sirsa. Ia menambahkan bahwa pelatihan pilot dan uji coba penerbangan telah rampung dilakukan.

Dampak polusi udara terhadap kesehatan sangat signifikan. Laporan The Lancet Planetary Health menyebutkan bahwa antara 2009 hingga 2019, polusi udara bertanggung jawab atas 3,8 juta kematian di India. Selain itu, UNICEF memperingatkan bahwa anak-anak menghadapi risiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut akibat paparan polusi yang semakin parah. Dengan situasi yang diprediksi akan memburuk dalam beberapa hari ke depan, masyarakat New Delhi diimbau untuk tetap waspada, menggunakan masker penyaring polusi, dan membatasi aktivitas di luar ruangan.

Fenomena kabut asap di New Delhi bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga ancaman kesehatan masyarakat yang membutuhkan penanganan terpadu antara pemerintah, sektor industri, dan warga. Langkah-langkah darurat seperti penyemaian awan dan pembatasan penggunaan bahan bakar fosil menjadi langkah penting, namun solusi jangka panjang yang berkelanjutan tetap menjadi kebutuhan mendesak. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional