JAKARTA — Capaian tingkat kepercayaan publik terhadap Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sepanjang tahun 2025 dinilai menjadi modal penting sekaligus tantangan bagi institusi kepolisian dalam memperkuat profesionalisme dan akuntabilitas. Hal tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo saat memaparkan hasil berbagai survei nasional dan internasional dalam acara Rilis Akhir Tahun 2025 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Kapolri menjelaskan bahwa sejumlah lembaga survei menunjukkan tren positif terhadap persepsi publik mengenai keamanan dan penegakan hukum di Indonesia. Salah satu rujukan yang disampaikan adalah The Global Safety Report yang dirilis Gallup pada 2025. Dalam laporan tersebut, Indonesia mencatat skor 89 pada law and order index, sebuah indikator yang mengukur rasa aman masyarakat serta tingkat kepercayaan terhadap aparat penegak hukum.
Indeks ini mencerminkan persepsi publik terhadap situasi keamanan sehari-hari, termasuk keyakinan masyarakat bahwa hukum ditegakkan secara konsisten. Selain itu, Indonesia juga mencatat hasil yang relatif baik dalam indikator safe to walk alone at night. Sebanyak 83 persen responden menyatakan merasa aman berjalan sendirian pada malam hari. Capaian tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-25 dari 144 negara yang disurvei.
“Data ini menunjukkan bahwa tingkat keamanan di Indonesia berada dalam kondisi yang baik dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” katanya.
Tak hanya dari lembaga internasional, pengakuan terhadap Polri juga datang dari hasil survei nasional. Kapolri mengungkapkan bahwa survei Litbang Kompas yang dirilis pada November 2025 memperlihatkan penguatan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Dalam survei tersebut, Polri masuk dalam tiga besar lembaga negara yang paling dipercaya masyarakat.
Bahkan, dalam kategori lembaga penegak hukum, Polri menempati posisi teratas dengan tingkat kepercayaan mencapai 78,2 persen. Angka ini menempatkan Polri di atas institusi penegak hukum lainnya, sekaligus mencerminkan persepsi positif masyarakat terhadap kinerja kepolisian.
“Capaian ini tentunya menjadi dukungan motivasi dan semangat bagi institusi dan seluruh personel untuk terus bisa bekerja secara lebih profesional dan akuntabel,” ucapnya.
Namun demikian, Kapolri menegaskan bahwa capaian tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk berpuas diri. Menurutnya, hasil survei justru harus menjadi pemicu bagi Polri untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Evaluasi internal secara berkelanjutan dinilai penting agar kepercayaan publik dapat dijaga dan ditingkatkan.
Ia menekankan bahwa seluruh jajaran Polri harus terus bekerja secara maksimal, profesional, dan bertanggung jawab, sejalan dengan agenda transformasi Polri yang tengah dijalankan. Transformasi tersebut mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia, perbaikan tata kelola organisasi, serta penguatan pelayanan publik yang berbasis pada kebutuhan masyarakat.
“Tingginya kepercayaan Polri ini tentunya menjadi modal yang sangat penting bagi Polri untuk terus hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” katanya.
Kapolri juga mengingatkan bahwa ekspektasi publik akan semakin tinggi seiring meningkatnya tingkat kepercayaan. Oleh karena itu, Polri dituntut untuk menjaga konsistensi kinerja dan memastikan bahwa setiap personel menjalankan tugas sesuai dengan prinsip profesionalisme, transparansi, dan keadilan. Dengan demikian, kepercayaan yang telah dibangun dapat terus terjaga dan memberikan dampak nyata bagi rasa aman masyarakat. []
Diyan Febriana Citra.

