Kasus Keracunan 135 Santri, Lurah Tugu Angkat Bicara

Kasus Keracunan 135 Santri, Lurah Tugu Angkat Bicara

DEPOK – Sebanyak 135 santri di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, mengalami dugaan keracunan makanan. Peristiwa ini mulai terungkap ketika sejumlah santri melaporkan gejala sakit pada Minggu (31/8).

Lurah Tugu, Tri Sakti Anggoro, menjelaskan bahwa keluhan kesehatan para santri semakin terlihat sehari setelahnya. “Gejala terbanyak diare, mual, dan muntah. Pada Senin pagi (santri) mulai berobat ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob,” ujarnya, Rabu (3/9).

Dari total 135 santri yang terdampak, 50 orang harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob, Kelapa Dua. Sementara itu, enam santri lainnya dirawat di RSUD Anugerah Sehat Afiat (ASA). Adapun 79 santri yang mengalami gejala ringan hanya perlu rawat jalan dan masih berada dalam pengawasan Puskesmas Tugu.

Tri Sakti mengakui bahwa pihaknya tidak lagi memiliki sampel makanan yang dikonsumsi para santri. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok tetap melakukan upaya investigasi dengan mengambil sampel muntahan serta air yang digunakan di lingkungan pesantren. “Kemudian sampel tersebut sudah dikirim untuk diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta,” jelasnya.

Pihak berwenang kini masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab utama keracunan massal tersebut. Pemerintah daerah juga terus memantau kondisi para santri yang masih dalam perawatan.

Kasus keracunan makanan di pesantren bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Peristiwa semacam ini sering dikaitkan dengan higienitas makanan, penyimpanan bahan pangan, hingga kualitas air bersih yang digunakan. Oleh karena itu, pemeriksaan menyeluruh sangat penting agar kejadian serupa dapat dicegah di kemudian hari.

Sampai saat ini, seluruh santri yang dirawat masih dalam kondisi stabil, dan tenaga kesehatan terus memberikan pemantauan. Pihak pesantren bersama pemerintah daerah berjanji meningkatkan pengawasan terhadap penyediaan makanan, baik dari sisi bahan maupun proses pengolahan.[]

Putri Aulia Maharani

Kasus Nasional