Kasus Minyak Irak, CERI Desak Kejagung Periksa HR dan MRC

Kasus Minyak Irak, CERI Desak Kejagung Periksa HR dan MRC

JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan keras terhadap China setelah negara tersebut menetapkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap seluruh produk impor asal AS. Kebijakan itu merupakan respons atas tarif resiprokal yang sebelumnya diberlakukan oleh pemerintahan Trump.

Melalui akun media sosial pribadinya Truth Social, Trump menyebut bahwa China tengah panik menghadapi tekanan ekonomi dari AS.”China bermain salah, mereka panik. Satu hal yang tidak mampu mereka lakukan,” tulis Trump, dikutip dari AFP.

Kebijakan tarif 34 persen dari China itu akan mulai berlaku pada 10 April 2025, mencakup semua jenis produk dari AS. Namun hingga kini, pemerintah China belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan kebijakan tersebut.

Tarif balasan ini menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang, Uni Eropa, hingga India, yang juga terkena dampak kebijakan ekonomi AS.Sementara itu, di dalam negeri Indonesia, sorotan publik mengarah ke kasus besar dugaan korupsi dan mafia migas di tubuh Pertamina yang disebut telah merugikan negara hingga Rp193,7 triliun pada tahun 2023 saja.

Skandal Mafia Migas dan Dugaan Keterlibatan Tokoh-Tokoh Besar

Direktur CERI Yusri Usman kembali mengungkap nama-nama yang diduga kuat menjadi aktor penting dalam skema permainan impor minyak mentah dari tahun 2018 hingga 2023. Ia menyebut inisial seperti MRC, HR, ET/BT, dan operator lapangan misterius bernama James sebagai tokoh sentral dalam konsorsium pengadaan migas yang sedang disidik oleh Tim Pidsus Kejaksaan Agung.

“Konon kabarnya, YF—mantan Dirut Pertamina International Shipping (PIS) yang kini jadi tersangka—merupakan keponakan HR. Ini perlu ditelusuri lebih lanjut,” ujar Yusri.Tak hanya itu, muncul pula informasi tentang adanya makelar kasus (markus) dan makelar jabatan (marjab) yang aktif bermain di seputaran kasus korupsi Pertamina.

Menurut pengamat intelijen Sri Radjasa MBA, mereka bahkan menggunakan kedok aktivis antikorupsi untuk memecah belah penegak hukum dan menutupi kejahatan para pelaku utama.“Tampilannya seolah memerangi korupsi, namun di baliknya mereka justru melindungi tokoh korupsi dan mengatur proyek serta jabatan,” jelas Sri.

Sri juga mengungkap dua inisial yang diduga sebagai pemain kunci markus dan marjab, yakni ESB dan RHT, yang dikabarkan memiliki kekuatan dalam menentukan arah proyek dan jabatan strategis di Pertamina Patra Niaga, Pertamina Kilang International, Pertamina Hulu Energi, hingga Pertamina International Shipping.

Desakan Kepada Presiden dan Lembaga Penegak Hukum

CERI dan pengamat lain menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto turun tangan langsung memerintahkan Kejaksaan Agung, KPK, serta BPK untuk mengusut tuntas mafia migas beserta jaringannya yang terlibat dalam praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.”Kita semua harus bahu membahu membersihkan sektor strategis negara dari makelar proyek dan mafia migas,” tutup Sri.[]

Putri Aulia Maharani

Kasus Nasional