JAKARTA — Kebakaran kembali terjadi di kawasan padat penduduk Jakarta Selatan. Api melahap sebuah rumah di Jalan Pengadegan Timur Raya, Pancoran, pada Minggu (12/10/2025) malam. Insiden tragis ini menewaskan seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang diduga terjebak di dalam rumah saat api berkobar hebat.
Menurut laporan Command Center Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta, korban ditemukan setelah proses pemadaman berlangsung lebih dari satu jam.
“Terdapat satu korban terjebak wanita usia 11 tahun (diralat) sudah berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan sedang dievakuasi untuk dibawa ke Rumah Sakit terdekat,” tulis laporan resmi tersebut.
Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Petugas damkar langsung dikerahkan ke lokasi dengan peralatan lengkap untuk menghalau api yang cepat membesar akibat padatnya permukiman. Sebanyak 10 unit mobil pemadam dan 47 personel dikerahkan dalam operasi tersebut.
“Objek rumah tinggal. Pemadaman selesai pukul 22.05 WIB. Pengerahan 10 unit dan 47 personil. Penyebab masih dalam proses penyelidikan,” jelas laporan Disgulkarmat.
Api berhasil dipadamkan sekitar satu jam kemudian. Namun, kepulan asap tebal dan kondisi bangunan yang sempit membuat petugas kesulitan saat mengevakuasi korban. Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran tersebut.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kebakaran yang menimpa kawasan permukiman di Jakarta pada tahun 2025. Dalam banyak kasus, kebakaran rumah di ibu kota sering kali disebabkan oleh korsleting listrik, kompor gas, atau kelalaian penggunaan alat elektronik.
Kepala Sektor Damkar Pancoran mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran di rumah masing-masing.
“Kami mengingatkan warga untuk memastikan instalasi listrik aman, tidak menumpuk colokan, dan selalu mematikan peralatan listrik saat tidak digunakan,” ujarnya.
Tragedi di Pengadegan ini menjadi peringatan keras bagi warga di kawasan padat agar lebih memperhatikan sistem keamanan rumah dan jalur evakuasi keluarga, terutama bagi anak-anak. Upaya pencegahan, kata petugas, jauh lebih penting daripada tindakan setelah musibah terjadi. []
Diyan Febriana Citra.