JAKARTA – Peristiwa kebakaran kembali menghantui warga Tambora, Jakarta Barat, Senin pagi (21/07/2025). Kobaran api melalap rumah tinggal yang berlokasi di Jalan Garuda, RW 2, dan menambah daftar panjang insiden serupa yang kerap melanda wilayah tersebut.
Komando Pemadam Kebakaran (Gulkarmat) Jakarta mengonfirmasi bahwa objek yang terbakar merupakan rumah tempat tinggal warga. “Objek rumah tinggal,” demikian laporan singkat dari Command Center Gulkarmat Jakarta.
Laporan kebakaran diterima petugas sekitar pukul 08.35 WIB. Merespons cepat, sebanyak 18 unit mobil pemadam dan 90 personel langsung diterjunkan ke lokasi untuk menanggulangi api yang dilaporkan cukup besar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi mengenai penyebab kebakaran maupun laporan korban jiwa. Tim pemadam masih fokus pada proses pendinginan dan penyelidikan awal untuk menentukan titik awal munculnya api.
Tambora selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah padat penduduk di Jakarta yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap kebakaran. Jarak antarbangunan yang rapat, instalasi listrik yang tidak standar, serta dominasi bangunan semi permanen menjadi kombinasi yang rentan memicu insiden.
Dalam tiga hari terakhir, Jakarta telah dilanda beberapa kasus kebakaran di berbagai titik. Fakta ini menunjukkan bahwa musim kemarau yang mulai dirasakan di wilayah Jabodetabek turut memperbesar potensi penyebaran api, terutama di lingkungan padat dan minim akses air.
Kondisi ini seharusnya menjadi peringatan serius bagi pemerintah kota dan masyarakat untuk lebih waspada. Edukasi warga tentang penggunaan listrik secara aman, pengecekan kabel dan peralatan elektronik, serta pentingnya jalur evakuasi harus menjadi agenda tetap di wilayah rawan seperti Tambora.
Selain itu, pemetaan wilayah padat dengan risiko tinggi juga penting untuk mempercepat reaksi tanggap darurat. Penempatan hidran, penyediaan alat pemadam api ringan (APAR), dan pelatihan penanganan kebakaran di tingkat RT/RW bisa mengurangi dampak yang lebih besar di kemudian hari.
Kebakaran di Tambora kali ini tidak hanya menggambarkan ancaman kebakaran bagi keselamatan jiwa dan harta, tetapi juga menjadi pengingat kolektif akan perlunya sistem perlindungan yang lebih sistematis dan berkelanjutan di wilayah padat Jakarta. []
Diyan Febriana Citra.