Kemenag Gelar Istighatsah untuk Korban Ponpes Al Khoziny

Kemenag Gelar Istighatsah untuk Korban Ponpes Al Khoziny

JAKARTA – Duka yang menyelimuti dunia pesantren akibat ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi momentum kebersamaan bagi umat untuk memperkuat doa dan solidaritas. Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin istighatsah nasional yang digelar secara daring pada Senin (06/10/2025) malam, memohon keselamatan bagi bangsa sekaligus mendoakan para santri korban tragedi tersebut.

Acara yang disiarkan melalui kanal YouTube Pendidikan Pesantren dan aplikasi Zoom Meeting itu diikuti ribuan peserta dari berbagai wilayah Indonesia dan sejumlah negara lain. Para kiai, pengasuh pesantren, tokoh pendidikan Islam, serta masyarakat umum tampak bergabung dalam satu ruang doa bersama.

“Kita berdoa agar bangsa ini senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Semoga para santri yang menjadi korban di Pesantren Al Khoziny diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujar Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (07/10/2025).

Menurut Nasaruddin, istighatsah tidak hanya merupakan ritual keagamaan, melainkan juga ikhtiar moral dan spiritual untuk memperkuat keutuhan bangsa di tengah berbagai ujian. “Ketika para kiai, santri, dan umat bersatu dalam doa, di situlah kekuatan bangsa ini kembali menyala,” ucapnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, turut memberikan arahan mengenai pentingnya memperkuat sinergi antar-pesantren. Ia menekankan bahwa lembaga pesantren memiliki peran besar bukan hanya dalam mendidik generasi berilmu, tetapi juga dalam menjaga ketahanan moral dan spiritual masyarakat.

“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga benteng moral dan sosial bangsa. Doa dan kebersamaan ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai pesantren hidup dalam denyut nadi bangsa,” kata Amien.

Ia menambahkan, Kementerian Agama berkomitmen meningkatkan standar keselamatan dan pembinaan bagi seluruh santri agar tragedi serupa tidak kembali terjadi. Upaya itu, kata dia, mencakup pengawasan bangunan, peningkatan fasilitas, serta pelatihan mitigasi bencana di lingkungan pesantren.

Sementara itu, Direktur Pesantren Basnang Said menyebut kegiatan istighatsah tersebut diikuti juga oleh pengasuh pesantren besar, kepala bidang pendidikan Islam, perwakilan PD Pontren dan Pakis dari seluruh Indonesia, serta peserta Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) dari 10 negara.

“Kami menghimpun doa dari seluruh penjuru dunia pesantren, karena duka di Al Khoziny adalah duka kita bersama. Semoga doa ini menjadi cahaya bagi bangsa dan ketenangan bagi keluarga korban,” ujarnya. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional