Kemenhub Akan Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat di Indonesia

Kemenhub Akan Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat di Indonesia

Bagikan:

JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempersiapkan langkah strategis dalam memperkuat industri perawatan pesawat nasional. Melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub berencana membangun enam pusat perawatan pesawat terpadu atau Approved Maintenance Organization (AMO) di berbagai wilayah Indonesia.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kemenhub, Sokhib Al Rokhman, mengatakan bahwa pembangunan fasilitas AMO menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk mendorong kemandirian dan efisiensi industri penerbangan nasional.

“Kita ingin membangun itu (industri AMO) kurang lebih ada di enam lokasi yang ingin kita bangun,” ujar Sokhib seusai menghadiri Indonesia Maintenance, Repair and Overhaul Summit (IMROS) 2025 di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Enam kawasan yang diproyeksikan menjadi lokasi AMO Center mencakup Batam, Kertajati, dan Bandara Budiarto Curug untuk wilayah barat Indonesia; Makassar untuk wilayah tengah; serta Timika dan Sentani untuk kawasan timur. Menurut Sokhib, proyek ini merupakan bagian dari grand design Kemenhub untuk mempercepat transformasi industri penerbangan, menjadikan Indonesia tidak lagi bergantung pada fasilitas perawatan pesawat di luar negeri.

“Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand,” kata Sokhib. Ia menambahkan, AMO Center di Indonesia diharapkan dapat setara dengan Seletar di Singapura, Subang Aerospace Park di Malaysia, Don Mueang di Thailand, maupun U-Tapao di Vietnam.

Pemerintah berencana meniru model pengembangan kawasan khusus seperti Subang Airport di Malaysia, yang ditetapkan langsung oleh Perdana Menteri sebagai kawasan ekonomi khusus. Pendekatan serupa akan diterapkan di Kertajati dan Budiarto Curug, agar Indonesia memiliki pusat perawatan pesawat berstandar internasional.

Selain itu, kawasan Batam sudah menjadi pionir dalam industri MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) nasional melalui Batam Aero Technic (BAT) milik Lion Group. Di sisi lain, Garuda Maintenance Facility (GMF) juga dikabarkan akan memperluas kegiatan perawatan pesawatnya di wilayah tersebut. Sokhib menegaskan bahwa ketersediaan lahan bukan menjadi kendala karena Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi telah memberikan dukungan penuh terhadap percepatan proyek MRO di Kertajati dan Curug.

Lebih lanjut, pembangunan AMO Center akan dilakukan dengan skema non-APBN, yakni melalui pola kerja sama pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership). Pemerintah akan menyediakan lahan serta infrastruktur dasar, sedangkan pihak swasta akan berinvestasi dalam penyediaan fasilitas perawatan melalui kemitraan dan joint venture dengan produsen global. “Kolaborasi ini membuka peluang kerja sama strategis seperti Boeing dengan GMF atau Airbus dengan mitra lokal,” ungkap Sokhib.

Sementara itu, pengembangan kawasan Timika dan Sentani akan difokuskan pada perawatan pesawat kecil seperti Cessna Caravan dan Pilatus, yang banyak digunakan di wilayah timur Indonesia. Pusat perawatan ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas udara dan mempercepat distribusi logistik di kawasan yang selama ini masih terbatas akses transportasinya.

Dengan dibangunnya enam AMO Center tersebut, Kemenhub optimistis Indonesia dapat menjadi pusat perawatan pesawat terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menekan biaya operasional maskapai dalam negeri yang selama ini bergantung pada jasa luar negeri. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Nasional