Kemenkeu Siapkan Strategi Dongkrak Daya Beli Rakyat

Kemenkeu Siapkan Strategi Dongkrak Daya Beli Rakyat

Bagikan:

JAKARTA — Pemerintah menyiapkan berbagai langkah strategis guna mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV-2025, salah satunya melalui penguatan konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh di bawah 5 persen. Kementerian Keuangan menegaskan, intervensi fiskal akan difokuskan pada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah agar roda perekonomian dapat berputar lebih cepat.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa penguatan permintaan domestik menjadi kunci utama pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kami ingin dorong agar perekonomian nasional bisa tumbuh lebih cepat di akhir tahun ini, terutama dengan peningkatan konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah akan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dengan porsi terbesar dialokasikan kepada kelompok menengah bawah.

“Kita intervensinya sampai ke desil 4. Kita ingin mereka bisa belanja dan juga bisa memutar lagi konsumsi lebih banyak sehingga roda perekonomian juga tumbuh lebih cepat,” ungkap Febrio, Jumat (07/11/2025).

Salah satu langkah yang telah dijalankan adalah penambahan bantuan sosial (bansos). Pemerintah memberikan tambahan Rp900 ribu kepada 35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program ini melengkapi skema perlindungan sosial yang telah berjalan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

“Program-program seperti program keluarga harapan itu masih terus berjalan. Itu juga ditambah dengan Bansos. Ini biasanya sekitar 18 juta keluarga yang kita cover di bawah itu desil 1 sampai desil 2 biasanya,” jelas Febrio.

Selain itu, pemerintah menyiapkan program magang nasional untuk lulusan baru (fresh graduate) dengan skema gaji ditanggung negara, sehingga perusahaan tidak terbebani. Langkah ini diharapkan membantu menekan angka pengangguran muda dan meningkatkan daya beli generasi produktif.

“Nah tetapi secara perlinsos itu kita masih sangat kuat. Bahkan kalau ditambah lagi dengan program-program yang sifatnya juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” papar Febrio.

Di sisi lain, program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga menjadi salah satu instrumen fiskal penting. Program ini melibatkan rantai ekonomi besar dari sektor pertanian hingga jasa penyedia makanan.

“Nah perlu kita ingat bahwa walaupun ini terlihat seperti hanya sekedar memasak ini melibatkan ekosistem yang sangat besar mulai dari hulu sampai hilirnya,” kata Febrio. Ia menjelaskan, dengan melibatkan 82,9 juta penerima dan anggaran sekitar Rp300 triliun per tahun, program ini menyalurkan sekitar Rp1 triliun per hari ke berbagai pelaku usaha kecil.

Menurutnya, MBG akan berdampak besar terhadap kelompok masyarakat di desil bawah, meskipun penerimanya juga mencakup anak sekolah, balita, dan ibu hamil.

“Ini ekosistem yang sangat besar dan kita harapkan ini banyak akan berpengaruh ke desil bawah,” tambah Febrio.

Dengan kombinasi program perlindungan sosial, lapangan kerja baru, dan penguatan konsumsi dasar, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat signifikan pada akhir 2025. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Nasional