JAKARTA – Pemerintah tengah bersiap mengubah pola penyaluran bantuan sosial (bansos) melalui sistem digital. Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan uji coba program tersebut akan dimulai pada akhir September 2025, dengan wilayah Banyuwangi sebagai lokasi percontohan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menekankan bahwa transformasi digital ini bertujuan meningkatkan akurasi data dan menekan potensi penyimpangan. Meski begitu, ia mengakui akan ada kendala, terutama bagi masyarakat yang belum terbiasa menggunakan perangkat digital.
“Ya memang nanti akan ada kendala-kendala. Misalnya ada masyarakat yang belum bisa menggunakan smartphone,” ujarnya usai memberikan pembekalan di Puslitbangprof Kemensos, Margaguna, Jakarta Selatan, Rabu (03/09/2025).
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemensos menyiapkan strategi pendampingan. Gus Ipul menyebut, tenaga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan staf kelurahan akan membantu warga dalam memahami penggunaan aplikasi maupun sistem digital bansos.
“Itu nanti akan dibantu oleh pendamping-pendamping PKH, yang dibantu oleh staf-staf kelurahan. Jadi nanti akan didampingi,” tambahnya.
Menurutnya, seluruh sumber daya pemerintah, baik pusat maupun daerah, akan digerakkan agar masyarakat tidak tertinggal. “Karena ini menggunakan teknologi dan kita sadar betul, belum semuanya itu terbiasa dengan penggunaan teknologi. Maka kita akan menyerahkan semua sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah untuk mendampingi dan membantu masyarakat,” kata Gus Ipul.
Dalam mekanisme baru ini, seleksi penerima bantuan akan sepenuhnya diatur oleh sistem, bukan melalui keputusan individu. “Dan nanti yang akan menerima, memilih, memilah, menolak itu adalah sistem. Jadi sistem, bukan lagi orang ketemu orang. Tapi kalau teknologi yang memilih, itu pasti akan lebih objektif. Jadi unsur subjektifnya akan semakin hilang,” jelasnya.
Meski optimistis, Gus Ipul tidak menutup mata terhadap keterbatasan teknologi. Ia menegaskan pemerintah tetap akan melakukan pengecekan lapangan.
“Meskipun tentu teknologi ada kekurangan-kekurangannya. Maka kekurangan-kekurangan ini akan kita back up dengan ground check, dengan mengecek langsung ke lapangan,” katanya.
Gus Ipul menambahkan, digitalisasi ini juga memberi ruang bagi masyarakat untuk ikut serta memperbarui data bansos. “Kita ingin masyarakat ikut pemutakhiran data lewat teknologi yang sudah disiapkan. Masyarakat bisa memberikan usul, bisa menyangga, bisa juga mengusulkan dirinya sendiri juga,” ujarnya.
Jika uji coba berjalan mulus, Kemensos berencana memperluas penerapan bansos digital ke berbagai daerah. “Ya lagi diproses dulu ya untuk September akhir ini akan dimulai. Mudah-mudahan nanti bisa diduplikasi dan dilakukan di beberapa tempat setelah itu. Ya bansos lebih tepat sasaran,” kata Gus Ipul. []
Diyan Febriana Citra.